Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tempe Mendoan Banyumas yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Kompas.com - 31/10/2021, 12:35 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

KOMPAS.com - Tempe mendoan khas Banyumas resmi ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia pada Jumat (29/10/2021).

Mengutip Kompas.com, Penetapan tersebut diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam sidang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2021 di Jakarta.

Baca juga: Tempe Mendoan Banyumas Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Menurut Kasi Nilai Tradisi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas Mispan, sesuai berita Kompas.com, tempe mendoan masuk dalam WBTb kategori Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional.

Tempe mendoan adalah tempe goreng setengah matang dari Banyumas yang populer di Indonesia.

Asal nama tempe mendoan

Tempe mendoan bukan hanya makanan melainkan juga ujung tombak pariwisata di Kabupaten Banyumas.

Melansir Kompas.com, tempe mendoan menggunakan tempe khas Banyumas yang bentuknya tipis. Kemudian tempe dibalur campuran tepung dan bumbu, lalu digoreng mendo atau setengah matang.

Tempe digoreng selama tiga sampai empat menit, tidak sampai renyah. Itulah alasan tempe ini disebut mendoan.

Baca juga: Asal-usul Nama Tempe Mendoan

Tempe mendoan digoreng dalam minyak panas. SHUTTERSTOCK/SUNHAJI Tempe mendoan digoreng dalam minyak panas.

Mendoan muncul bersamaan dengan tempe kedelai

Konon, mendoan sudah ada sejak lebih dari satu abad lalu. Munculnya bersamaan dengan adanya tempe.

Kedelai, sebagai bahan baku tempe, banyak tumbuh di China dan Indochina kemudian menyebar sampai ke Indonesia.

Tempe mendoan telah menjadi komoditas dan dikelola secara komersil di Banyumas sejak 1960-an.

Baca juga: Sejarah Tempe Mendoan, Gorengan Setengah Matang Asal Banyumas

Orang banyumas dan mendoan

Nama mendoan dan keripik sebagai makana serumpun diibaratkan sebagai lambang semangat gerakan sosial masyarakat di Banyumas.

Orang Banyumas diibaratkan mampun menyesuaikan diri atau fleksibel layaknya mendoan. Namun, dapat menjadi kaku seperti keripik apabila dalam keadaan mendesak.

Hal tersebut digambarkan seperti orang Banyumas zaman dulu yang menjadi tokoh dalam bidang diplomasi dan kemiliteran. Jenderal Soedirman, Soesilo Soedarman, dan Soepardjo Roestam, misalnya.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com