Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa MSG alias Mecin Punya Reputasi Buruk? Simak Fakta Sebenarnya

Kompas.com - 09/04/2021, 22:02 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Selama bertahun-tahun, monosodium glutamat (MSG) atau yang juga dikenal sebagai mecin atau micin selalu memiliki reputasi yang buruk terhadap kesehatan.

"Kebanyakan makan mecin sih," adalah frasa konotasi buruk yang sering dilontarkan anak muda Indonesia. 

Reputasi MSG sebagai bahan penyedap tidak sehat terus terpelihara, walaupun hampir tidak ada bukti yang menunjukkan kebenaran reputasi tersebut.

Lantas, mengapa MSG bisa mendapatkan reputasi buruk tersebut?

Dilansir Discover Magazine, reputasi buruk MSG muncul ketika seorang ilmuwan menulis sebutan “Chinese Restaurant Syndrome” dalam surat yang ia kirimkan ke The New England Journal of Medicine dan terbit pada 1968.

Ilmuwan bernama Robert Ho Man Kwok tersebut mengalami gejala yang buruk setelah memakan banyak makanan China.

Gejala-gejala tersebut di antaranya adalah detak jantung tak beraturan, tubuh yang terasa lemah, dan sensasi lumpuh yang aneh.

Dalam surat tersebut, ia menyebut bahwa MSG yang ditambahkan dalam makanan China tersebut bisa jadi biang kerok di balik gejala yang dideritanya.

Lama kelamaan reputasi buruk tersebut semakin bertumbuh dan kuat.

Gejala-gejala yang dilaporkan “terkait” dengan MSG pun bertambah, seperti sakit kepala, berkeringat, mual, dan sakit pada dada.

Baca juga: Apa Itu MSG? Samakah dengan Mecin?

Kepanikan yang muncul soal bagaimana para koki di restoran China menggunakan MSG ini semakin lama semakin bertumbuh. Di New York, otoritas kesehatan bahkan pernah menulis surat pada produsen makanan China.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com