Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pemilik Abuba Steak, Berawal dari Warung Tenda

Kompas.com - 05/10/2020, 16:47 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

Sumber Kontan

KOMPAS.com - Kabar duka kembali menyelimuti dunia kuliner Indoneisa. Pemilik sekaligus komisaris Abuba Steak, Aminah, meninggal dunia pada Sabtu (3/10/2020) dalam kondisi terkonfirmasi positif Covid-19.

Melansir artikel Kompas.com, kepergiannya dilampirkan oleh manajemen Abuba Steak lewat akun Instagram resmi Abuba Steak.

Baca juga: Positif Covid-19, Pemilik Abuba Steak Meninggal Dunia

"Ibu Hj. Aminah telah wafat sejak tanggal 3 Oktober 2020, dan prosesi pengurusan jenazah dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap (Protap) Covid-19," tulis manajemen Abuba Steak dalam akun Instagram.

Tak hanya Aminah, Abu Bakar selaku suami Aminah dan pemilik Abuba, juga terpapar Covid-19.

Sejak tanggal 24 September 2020, pihak Abuba Steak telah melakukan tindakan sesuai protokol Covid-19. Mereka melakukan penelusuran kepada karyawan Abuba Steak yang pernah kontak langsung dengan Abu Bakar dan Aminah.

Kisah Abuba Steak sendiri dimulai sejak 1992. Abu Bakar memulai usaha steak dari warung pinggir jalan.

Pemilik Abuba Steak merantau ke Jakarta

Abuba Steak merupakan tempat makan steak murah di Jakarta sejak tahun 1992.

Melansir artikel Kontan, kisah Abu Bakar mendirikan Abuba Steak terbilang unik. Tak memiliki pendidikan tinggi dan modal yang banyak, ia bisa sukses mendirikan Abuba Steak. Kini, sudah berkembang menjadi jaringan restoran tingkat menengah.

Abu Bakar juga bukan seorang yang pandai memasak. Ia bahkan harus putus sekolah di kelas V SD lantaran ayahnya menderita sakit dan meninggal.

Semasa mudanya ia adalah seorang pekerja keras. Abu yang kala itu terdesak kebutuhan ekonomi harus berangkat merantau ke Jakarta. Ia menjadi tulang punggung keluarga dan harus menghidupi ibu dan kelima saudaranya.

Di Ibu kota, awalnya ia bekerja sebagai kuli batu dan buruh. Di usia 17 tahun, Abu mendapat tawaran bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran di Kemang, Jakarta Selatan.

Steak ala Abuba Steak. DOK. FACEBOOK ABUBA STEAK Steak ala Abuba Steak.

Bekerja di hotel dan restoran

Di sinilah permulaan kariernya di bidang bisnis. Setelah beberapa bulan menjalani pekerjaan sebagai seorang tukang cuci piring, ia dipercaya bertugas di bagian masak yaitu menggoreng.

Namun setelah beberapa bulan, ia terpaksa menganggur karena bisnis tempat makan itu sedang surut. Tak menyerah, ia pun terus mencari pekerjaan. Abu Bakar sempat bekerja di beberapa restoran dan hotel.

Hotel Sahid, Hotel Kemang, dan restoran Ponderosa (Amigos) merupakan beberapa tempat kuliner yang pernah menampungnya bekerja di sana.

Selama belasan tahun ia banyak belajar tentang berbagai menu masakan lokal dan Barat. Berangkat dari skill yang tak banyak dalam bidang kuliner, Abu terus mengasah kemampuan memasak makanan pada 1987.

Saat itu ia bekerja sebagai juru masak di perusahaan pengeboran minyak lepas pantai di sekitar Pulau Natuna. Di sini, ia bertemu dengan chef asal Texas, Amerika Serikat. Dari chef ini, ia belajar mengolah burger dan steak.

Baca juga: Sempat Ditutup karena Kasus Covid-19, Abuba Steak Kembali Beroperasi

Abuba Steak berawal dari warung tenda

Abu mengingat bahwa steak yang sering dihidangkan ukurannya besar lalu disajikan dengan jagung, buncis, dan potongan kentang.

Dari situ tercetus ide bahwa steak lebih praktis menggunakan daging kecil. Namun, hal itu hanya sebatas benaknya. Belum sampai direalisasikan atau keinginan untuk dijajakan.

Setelah empat tahun di perusahaan minyak, Abu terpaksa pulang ke Jakarta lantaran kontraknya berakhir.

Setelah menganggur selama tiga bulan, ia nekat membuka warung steak di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan. Hal ini ia lakukan lantaran terdesak kebutuhan hidup.

Sebelum menentukan menu pada usaha kulinernya, ia sempat tak percaya diri menjual steak buatannya. Pasalnya, dulu usaha kuliner yang lazim adalah pecel lele dan lalapan.

Namun Abu Bakar tidak bisa membuat pecel lele. Ia hanya bisa membuat steak.

Akhirnya, Abu membuka warung tenda seperti milik penjual pecel lele. Namun ia memberanikan diri menjual steak.

Modal awalnya waktu itu hanya Rp 3 juta. Selain dari tabungan sendiri, ia juga harus meminjam untuk menutup kebutuhan modal itu.

Warung pertamanya berlokasi di Jalan Kemang Raya; tepatnya di depan restoran Payon. Nama warung pinggir jalan itu adalah Abuba Steak, singkatan nama Abu Bakar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com