Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2020, 15:15 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Nasi tumpeng pasti tak asing di kalangan orang Indonesia. Khususnya mereka yang tinggal di pulau Jawa, hidangan ini hampir tak pernah absen dalam acara perayaan selamatan atau syukuran.

Baca juga: 3 Fakta Nasi Tumpeng yang Identik dengan Perayaan 17 Agustus

Salah satu perayaan yang hampir selalu menggunakan nasi tumpeng dalam acaaranya adalah perayaan 17 Agustus. Lomba menghias tumpeng hampir selalu dilaksanakan.

Dr. Ari Prasetiyo, S.S., M.Si., dosen Sastra Jawa Universitas Indonesia menjelaskan arti nama tumpeng.

Akronim dengan arti menarik

Ternyata, penyebutan nasi ‘tumpeng’ ini bukan hanya sekadar nama belaka. ‘Tumpeng’ adalah sebuah akronim yang memiliki arti menarik.

“Secara etimologi (cabang ilmu linguistik yang mempelajari asal-usul suatu kata), saya belum menemukan tentang kata ‘tumpeng’,” kata Dr. Ari Prasetiyo, S.S., M.Si. kepada Kompas.com.

“Hanya saja, dalam masyarakat Jawa, ditemukan bahwa kata ‘tumpeng’ merupakan akronim dari kalimat ‘yen meTu kudu meMPENG,” lanjutnya.

Kalimat tersebut berasal dari bahasa Jawa yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti, ‘ketika keluar harus sungguh-sungguh semangat’.

Ari mengatakan, maksud dari kalimat tersebut adalah ketika manusia terlahir maka mereka harus menjalani kehidupan di jalan Tuhan dengan semangat, yakin, fokus, tidak mudah putus asa.

Selain itu, manusia juga harus senantiasa percaya bahwa Tuhan selalu ada bersama mereka.

Makna tujuh jenis lauk tumpeng

Tak hanya namanya saja yang penuh arti, lauk tumpeng yang biasanya terdiri dari tujuh jenis makanan juga punya makna tersendiri.

Biasanya nasi tumpeng memiliki tujuh lauk, kata Ari, karena dalam bahasa Jawa tujuh adalah ‘pitu’. Pitu ini merupakan akronim dari ‘pitulungan’ atau pertolongan.

Lauk-pauk tersebut juga jadi representasi sumber daya alam terutama hasil bumi. Lauk pada nasi tumpeng biasanya terdiri dari apa saja yang ada di laut, darat, dan udara.

Rasanya pun beragam, ada asam, manis, dan pahit. Keberagaman rasa tersebut merepresentasikan kehidupan di dunia yang juga kadang terasa asam, manis, dan pahit.

Tak itu saja, warna nasi kuning atau putih pada tumpeng juga memiliki arti khusus. Kuning menurut Ari adalah warna emas, simbol kemuliaan yang megah. Sedangkan warna putih selama ini diketahui sebagai sebuah simbol kesucian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com