Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kementerian Kebudayaan, Pemerintah Lebih Perhatikan Tokoh Budaya

Kompas.com - 22/03/2024, 14:44 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf mengatakan, selama ini banyak tokoh kebudayaan, maestro, pelaku film, dan lainnya merasa kurang peran yang dilakukan pemerintah dalam hal kebudayaan.

Dede mengakui kebudayaan itu lebih luas dan tidak sekadar penampilan, pertunjukan, dan tontonan. Dia mengatakan kebudayaan sebagai pola pikir dan gagasan selama ini kurang tertangani dengan baik.

Baca juga: Kemendikbud: Dana Indonesiana Perkuat Ekosistem Kebudayaan

Ketika kebudayaan ditempatkan di pendidikan, cenderung hanya fokus pada urusan pelestarian kebudayaan, khususnya dalam pelajaran di sekolah-sekolah.

Sebaliknya ketika kebudayaan ditempatkan di pariwisata, cenderung jadi tontonan atau sebatas penampilan saja.

"Dengan begitu, ketika benar-benar ada Kementerian Kebudayaan, perhatian pemerintah bisa lebih maksimal kepada mereka," ucap dia dalam keterangannya, Jumat (22/3/2024).

Dede yang merupakan politisi dari Demokrat ini pun ikut menyimak saat presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan dukungan adanya Kementerian Kebudayaan saat debat di depan calon presiden (capres) lainnya.

Alasannya adalah warisan budaya dan sejarah Indonesia memerlukan perhatian khusus.

"Jadi kami menyambut baik, jika Kementerian Kebudayaan benar-benar diwujudkan dalam kabinet yang baru nanti," ungkap dia.

Baca juga: Wacana Pembentukan Kementerian Kebudayaan Harus Dirumuskan dengan Baik

Isu Kementerian Kebudayaan sudah dibahas sejak 3 tahun terakhir

Di lingkungan parlemen DPR, sebut dia, seluruh partai sepakat adanya Kementerian Kebudayaan.

"Jadi kita (di Komisi X DPR) sudah dua tahun ini sepakat. Jadi kalau gayung bersambut (Prabowo membentuk Kementerian Kebudayaan) alangkah bagus" jelas dia.

Mantan aktor film itu lantas menceritakan isu mengenai Kementerian Kebudayaan sudah dibahas di DPR sejak tiga tahun terakhir.

Sempat muncul opsi bidang kebudayaan dikeluarkan dari pendidikan, kemudian digabung dengan bidang pariwisata seperti dulu.

Namun sejumlah pemerhati budaya kurang sepakat dengan penggabungan bidang kebudayaan dengan pariwisata tersebut.

Baca juga: Kemendikbud: Dana Indonesiana Berpengaruh Besar bagi Kebudayaan

"Pertimbangannya mereka khawatir jika kebudayaan akan cenderung jadi tontonan atau penampilan saja dalam konteks industri pariwisata," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com