Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Ajak Industri Kembangkan Kurikulum di Satuan Vokasi

Kompas.com - 24/11/2023, 08:05 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menguatkan kemitraan dengan Erajaya untuk berkolaborasi meningkatkan kesiapan satuan pendidikan vokasi memasuki industri bisnis, terutama bisnis ritel.

Kemitraan ini dilakukan dengan melakukan perjanjian kerja sama antara Erajaya dan 27 sekolah vokasi dari 11 provinsi.

Baca juga: Kemendikbud Sebut Ada 4 Perubahan Paradigma Pembelajaran di Indonesia

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Kiki Yuliati menilai sinergi dengan Erajaya adalah salah satu karya yang sesuai dengan implementasi Merdeka Belajar.

Di mana dalam Merdeka Belajar terdapat perubahan paradigma pendidikan agar berpusat pada siswa, mengajak sebanyak mungkin stakeholder atau para pihak eksternal, menjadikan teknologi sebagai enabler atau pengungkit, serta memberikan kepercayaan dan otonomi lebih luas kepada para pimpinan SPV, guru, dan dosen untuk merancang pembelajaran terbaik bagi kepentingan siswanya.

"Karya yang tidak sempurna jauh lebih bermakna dari semesta, dari pada ide yang sempurna tapi hanya ada di angan-angan," kata dia dalam keterangannya, Jumat (24/11/2023).

Dia mengaku, Kemendikbud Ristek juga telah mencanangkan program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK), melalui dua mekanisme, yaitu SMK PK Reguler dan SMK PK Skema
Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD).

Program SMK PK sendiri hingga 2023 telah mencakup hampir 1,8 juta siswa dengan 1.851 sekolah menjadi penerima manfaatnya.

Sementara program SMK PK SPD dikembangkan dengan tujuan mengajak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk menjadi co-creator pendidikan vokasi di SMK.

"Mitra industri diharapkan bukan hanya menyediakan anggaran, tetapi lebih penting lagi, yaitu turut mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing industri, ikut mendidik dan mengajar sebagai praktisi mengajar, memberi kesempatan pelatihan bagi guru, memfasilitasi kesempatan magang terstruktur di industri sehingga lulusan SMK kelak akan kompeten sesuai harapan industri," ungkap Dirjen Kiki.

Kemendikbudristek juga terus berupaya meningkatkan fokus pengembangan dan intervensi pada peningkatan relevansi, salah satunya melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka di jenjang perguruan tinggi yang mendorong mahasiswa belajar di luar kampus.

Mereka pun didorong untuk belajar dari DUDI dan masyarakat. Pengalaman belajar tersebut diyakini akan mempercepat peningkatan relevansi kompetensi lulusan pendidikan vokasi.

Baca juga: Eric Hiariej Dipecat, Kemendikbud: Kita Tak Toleransi Kekerasan Seksual

"Kami meyakini bahwa dengan secara sistematis dan produktif melibatkan DUDI sebagai mitra yang berperan sebagai co-creator pendidikan vokasi, Indonesia dapat mewujudkan pendidikan vokasi yang unggul, yang mampu mendukung penuh berbagai aktivitas ekonomi dan masyarakat," sebut Dirjen Kiki.

Chief Human Capital, Legal, GA dan CSR Erajaya Group, Jimmy Perangin Angin mengatakan, Erajaya Group terus berkomitmen pada pelaksanaan praktik bisnis yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Salah satunya dengan mendukung perkembangan pendidikan vokasi yang dipercayai akan menciptakan sumber daya manusia yang terampil, unggul, serta mempersiapkan generasi penerus dunia ritel.

Hal ini kemudian diwujudkan melalui kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dari Kemendikbudristek yang telah terjalin sejak 2019.

Baca juga: Gibran Dituduh Hanya Lulusan SMA, Kemendikbud: Lulusan S1 Singapura

"Melalui Erajaya Vocational Day ini, kami akan menyajikan pengalaman kolaboratif dan sinergi antara industri, satuan pendidikan, tenaga pendidik, peserta didik, hingga lulusan vokasi yang diharapkan bisa memberikan ilmu dan pemahaman baru yang berdampak positif bagi kemajuan pendidikan vokasi dan bisnis ritel di Indonesia," kata Jimmy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com