Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Sebut Ada 4 Perubahan Paradigma Pembelajaran di Indonesia

Kompas.com - 23/11/2023, 14:25 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengaku ada empat perubahan paradigma pembelajaran di Indonesia.

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Kiki Yuliati menyebut, semua paradigma itu muncul lewat kebijakan Merdeka Belajar pada 2019.

Baca juga: Gibran Dituduh Hanya Lulusan SMA, Kemendikbud: Lulusan S1 Singapura

Paradigma pertama adalah terkait semua upaya pendidikan, apapun itu judulnya, harus berpusat pada kepentingan siswa. Termasuk kenaikan pangkat guru dan pelatihan guru.

"Bukan semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan gurunya, tidak berhenti di situ saja. Tapi kami berharap guru yang lebih kompeten, guru yang lebih sejahtera, akan lebih berbahagia sehingga mereka bisa mendidik siswa lebih baik," ucap dia dalam acara Erajaya Vocational Day 'Shaping The Future Retail Generation' di Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Paradigma kedua adalah sistem pendidikan nasional tidak mungkin bisa berjalan baik sendirian.

Maka dari itu, dia mengajak sebanyak mungkin stakeholders terkait, seperti entitas bisnis hingga masyarakat untuk berperan aktif.

"Bukan hanya sekedar menyumbang, nah ini juga para insan pendidikan, tidak boleh lagi kita datang ke industri lalu bilang minta sumbangan," ungkap Kiki.

Kiki menegaskan, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim sendiri telah mengajak seluruh stakeholders untuk ikut ikut merancang, mengembangkan, dan melaksanakan pendidikan.

Bahkan, Menteri Nadiem telah menyatakan dari pada industri bikin sekolahan, ambil saja sekolahan yang sudah dimiliki Kemendikbud Ristek.

Baca juga: Kemendikbud: Georgetown University Diperkirakan Buka Kampus di Jakarta

"Bapak atau ibu dari industri tidak usah repot cari guru, mikirin akreditasi dan perizinan. Ambil sekolah kami, dalam arti mari bersama-sama merancang dan mengembangkan sekolah itu. Bisa adopsi satu sampai tiga sekolah. Dan Erajaya sampai 2023 sudah mengadopsi 55 SMK dan 3 Politeknik," jelas Kiki.

Paradigma yang ketiga terkait dengan teknologi. Karena, teknologi harus bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas pendidikan.

"Jangan takut dengan teknologi, tapi mari kita gunakan dan manfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan," ujar Kiki.

Paradigma yang keempat adalah mengubah mindset para birokrat. Dia mengakui, paradigma yang terakhir ini memang tidak mudah untuk diubah.

Baca juga: Eric Hiariej Dipecat, Kemendikbud: Kita Tak Toleransi Kekerasan Seksual

"Karena mengubah mindset kami para birokrat itu, artinya kita memberikan kepercayaan dan otonomi seluas-luasnya kepada kepala sekolah, pimpinan perguruan tinggi, guru, dan dosen untuk merancang pembelajaran terbaik bagi siswa-siswanya," pungkas Kiki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com