Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Telah Punya 8 Guru Besar

Kompas.com - 07/11/2023, 16:51 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menambah dua guru besar baru. Kedua guru besar itu adalah Prof. M. Udin Harun Al Rasyid dan Prof. Iwan Syarif.

Pengukuhan kedua guru besar berlangsung melalui sidang senat terbuka yang berlangsung di kampus PENS, Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (6/11/2023).

Prof. M. Udin Harun Al Rasyid menjadi Guru Besar bidang Ilmu Computer Network (Internet of Things). Sedangkan Prof. Iwan Syarif menjadi Guru Besar bidang Ilmu Kecerdasan Buatan.

Baca juga: UII Telah Punya 38 Guru Besar

Direktur PENS, Aliridho Barakbah mengaku, penambahan ini menjadikan PENS memiliki total 8 guru besar.

Dia berharap, penambahan ini akan semakin mendorong PENS untuk melahirkan karya-karya dan inovasi bernilai tinggi.

"Saya yakin selepas pengukuhan ini akan muncul karya dan produk bernilai tinggi," ucap Aliridho dikutip dari laman Vokasi Kemdikbud, Selasa (7/11/2023).

Sebagai guru besar bidang ilmu computer network, Prof. M. Udin Harun Al Rasyid mengaku tema IoT atau internet of things merupakan tema yang telah lama digelutinya selama bertahun-tahun.

"Menyiapkan infrastruktur jaringan, seperti sensor, komunikasi wireless dan pengumpulan datanya, menjadi bidang teliti saya selama ini. Sederhananya mengambil data dan menyiapkan infrastruktur pengambilan datanya," ungkap Prof. M. Udin Harun Al Rasyid.

Berbeda dengan Prof. M. Udin Harun Al Rasyid, Prof. Iwan Syarif justru lebih mengarah pada pengolahan data melalui penerapan teknologi AI (artificial intelligence).

Dia menceritakan bagaimana penerapan kecerdasan buatan melalui notifikasi warning cepat, itu guna mendukung pengembangan pembangunan di Indonesia untuk menuju Indonesia Negara Maju di tahun 2045.

Prof. Iwan pun berpesan jika sebagai akademisi sudah sepantasnya civitas academica membantu pemerintah untuk mewujudkan tiga proyek besar, yaitu E-Government/SPBE, Satu Data Indonesia, dan Kecerdasan Artifisial.

"Mengingat roadmap-nya mewujudkan Negara Maju, maka riset AI nya pun harus dilakukan di berbagai bidang," jelas Prof. Iwan Syarif.

Baca juga: Cerita Adil, Pergi dan Pulang Sekolah Harus Jalan Sepanjang 800 Meter

Menurut Prof. Iwan Syarif, ada banyak riset mengenai penerapan AI yang telah ia kerjakan selama ini, baik riset secara pribadi maupun riset-riset yang dikerjakan bersama rekan-rekannya di bidang TIK.

Beberapa contoh risetnya, seperti riset penerapan AI di bidang kesehatan, AI dalam pengembangan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), penerapan AI pada bidang pertanian dan peternakan, bidang pendidikan, dan lain sebagainya.

"Sebagian besar dari riset-riset tersebut sudah diterapkan," tutur Prof. Iwan Syarif.

Usai pengukuhan, kedua guru besar berharap adanya kolaborasi dengan industri terkait hilirisasi produk riset laboratorium ke depannya.

Baca juga: Polban Telah Punya 11 Guru Besar

Hal ini dimungkinkan mengingat pembiayaan riset pun membutuhkan dana yang cukup besar dan terkadang perlu dukungan berbagai pihak untuk pengembangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com