Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Adil, Pergi dan Pulang Sekolah Harus Jalan Sepanjang 800 Meter

Kompas.com - 03/11/2023, 10:30 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Rai Nurfadillah mengaku harus berjalan setiap harinya sepanjang 800 meter untuk bersekolah di SMP Negeri 1 Pasirjambu, Kabupaten Bandung.

Itu dilakukannya, karena dia merupakan siswa yang datang dari keluarga tak mampu.

Meski demikian, dia tetap semangat dan tidak menyerah untuk datang ke sekolah.

Baca juga: Kisah Adil, Siswa Piatu yang Ingin Jadi Pengusaha di Masa Depan

"Saya berjalan kaki menuju sekolah beriringan dengan teman-teman yang lain membuat lebih bsemangat. Saya rela berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 800 meter," ucap dia saat ditemui di rumahnya di Kabupaten Bandung, Kamis (3/11/2023).

Jika waktu hampir mendekati pukul 07.00 WIB atau waktu sekolah tiba, dia harus berjalan lebih cepat karena tidak ada yang mengantar ke sekolah.

"Ayah hanya punya satu kendaraan motor untuk digunakan bekerja di Lembang. Ayah pulang satu kali seminggu, jadi tidak ada yang mengantarkan sekolah," ungkap dia.

Dia mengaku, akan selalu mengingat pesan ibunya yang sudah meninggal pada Maret 2023 untuk selalu semangat sekolah, meski keadaan tidak mendukung.

"Ayah juga berpesan untuk selalu sekolah terus, tidak boleh berhenting walaupun keadaan pahit," jelas anak yang disapa dengan Adil ini.

Beasiswa PIP bantu sekolah lebih baik

Demi membantu dirinya sekolah sampai tinggi, anak pasangan dari Dedi Supriyadi dan Diah Rodiah ini memperoleh beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) dari pemerintah lewat Kemendikbud Ristek.

Beasiswa PIP adalah bantuan pendidikan dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang memenuhi kriteria. Beasiswa ini diperuntukkan bagi siswa berusia 6-21 tahun.

Anak ketiga dari lima bersaudara ini sudah memperoleh beasiswa PIP dari bangku SD, tepatnya pada kelas 4 atau 5 SD.

Baca juga: Cerita Chira Raih IPK 3,98, Jadi Lulusan Terbaik Universitas Pertamina

Lalu, beasiswa itu berlanjut diterima Adil di bangku SMP hingga kelas 7, 8, dan 9.

Adil menyatakan senang memperoleh bantuan PIP, karena bisa membantu orangtuanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Ketika Ibunya masih ada, biasanya Ibu yang mengatur uang PIP dengan baik.

"Dari PIP, ibu membelikan sepatu, alat tulis, tas untuk sekolah, serta mencicil baju seragam. Saat ini, saya belum memiliki seragam batik," jelas dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com