Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Kasus Kopi Sianida, Dosen UMM Ungkap Efek Bahayanya buat Tubuh

Kompas.com - 14/10/2023, 13:03 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kopi sianida kembali populer setelah Netflix merilis film dokumenter berjudul "Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso".

Publik kembali diingatkan tentang kasus kematian yang disebabkan kopi sianida di tahun 2016 lalu. Salah satu yang menarik perhatian adalah efek sianida di tubuh

Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) apt. Engrid Juni Astuti, menjelaskan apa saja efek dari sianida bila dikonsumsi manusia.

Ia menjelaskan bahwa sianida merupakan bahan kimia yang sangat beracun dan dapat mengganggu seluruh sistem tubuh.

Baca juga: Dosen UMM Bagikan Tips Mengatasi Burnout dan Kebosanan

Sianida mengandung ion yang mengandung CN- yang dapat membentuk asam dan garam.

Senyawa ini sering digunakan diberbagai industri dan juga sebagai reagen dalam bahan kimia. Selain itu, garam sianida juga sering digunakan masyarakat untuk menangkap ikan.

"Masyarakat biasanya mengenal garam sianida dengan sebutan potas. Potas tersebut dilemparkan ke laut sehingga menyebabkan ikan-ikan mati dan mudah untuk dijaring," kata dia dilansir dari rilis UMM.

Ia menjelaskan bahwa sebenarnya sianida terkandung secara alami di beberapa tanaman, seperti singkong, almond, dan biji apel.

Namun, selama tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan diolah dengan baik, maka efeknya tidak membahayakan.

Lalu, bagaimana sianida dapat beracun dan mematikan jika dikonsumsi oleh manusia?

Baca juga: Dosen UMM Ungkap Penyebab Anak Usia Dini Pakai Kacamata

Engrid, sapaannya, menjelaskan dosis mematikan sianida adalah 2mg/kgBB atau kurang lebih 50-75 mg.

Kandungan sianida dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang, dan parah. Kandungan yang ringan sekitar 0,5 - 1 ppm (mg/l), sedang 1-2,5 ppm, dan jika lebih dari 2,5 ppm termasuk kategori parah dan dapat menyebabkan kematian.

Keracunan sianida disebabkan oleh ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen, bukan karena kurangnya pengiriman atau pasokan oksigen.

Sianida mencegah sel menggunakan oksigen dengan menghambat fungsi oksidatif sitokrom oksidase mitokondria, suatu enzim dalam rantai transpor elektron.

Sitokrom oksidase biasanya mengubah oksigen menjadi air pada akhir rantai transpor elektron.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com