Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM: Nutrisi Nugget dan Sosis Mudah Rusak, Ini Alasannya

Kompas.com - 02/09/2023, 11:43 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makanan olahan seperti nugget dan sosis telah lama menjadi pilihan praktis dan lezat bagi banyak orang.

Apalagi saat ini banyak frozen food atau makanan siap saji yang dibekukan mengklaim bila kandungan dagingnya sangat tinggi. 

Sehingga banyak orangtua juga suka menyajikan nugget dan sosis untuk makanan anak-anak. Tetapi meski lezat, ternyata nutrisinya mudah rusak. Mengapa begitu?

Dosen Ilmu Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Afifah Husna menyampaikan alasan mengapa kandungan nugget dan sosis bisa berpeluang rusak.

“Vitamin yang tidak tahan panas dapat mengalami kerusakan meskipun hanya sedikit. Tetapi meski rusak, bukan berarti tidak dapat dicerna. Justru ketika nutrisinya rusak, maka daya cernanya akan semakin tinggi,” ujar dosen yang akrab dipanggil Ifa tersebut dilansir dari rilis UMM.

Baca juga: Dosen UMM Kasih Tips Anak Muda agar Bisa Jaga Bahasa Daerah

Ia menjelaskan, panas yang tinggi dalam proses pembuatan nuget dapat menyebabkan denaturasi protein dalam daging.

Hal ini menyebabkan struktur protein daging kehilangan bentuk dan fungsi aslinya.

Meskipun mempengaruhi beberapa sifat sensoris dan nutrisi dalam daging, proses denaturasi menjadikan nugget maupun sosis memiliki tekstur yang padat sehingga lebih mudah diolah dalam bentuk yang diinginkan.

“Dampak positif lainnya dari denaturasi dalam produk olahan nuget yaitu produk jadi lebih tahan lama terhadap perubahan fisik dan kimia. Termasuk dalam proses penyimpanan atau pengolahan lebih lanjut," tambahnya.

Baca juga: Dosen UMM: Ini 3 Penyebab dan Solusi Polusi Udara di Jakarta

Hal Ini memberikan rasa dan aroma yang lebih kuat dan khas, membantu pencampuran bahan, dan memberikan hasil yang lebih konsisten.

"Fungsi lainnya yakni membantu membunuh bakteri dan mikroorganisme yang mungkin ada dalam daging mentah," kata dia.

Meski memiliki sisi positif, Ifa menegaskan penting untuk dicatat bahwa denaturasi protein juga dapat mempengaruhi beberapa nutrisi dalam daging dan produk olahan.

Oleh karena itu, sebaiknya makanan olahan sejenis ini tidak diandalkan sebagai satu-satunya sumber nutrisi.

Sebagai konsumen yang bijak, penting untuk membaca label dengan teliti agar mengetahui takaran konsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Baca juga: Siswa, Yuk Terapkan Protokol Kesehatan Pencegahan Polusi Udara 6M 1S

“Mengamati besaran nutrisi yang tersedia pada produk olahan, dapat membantu kita menyesuaikan kebutuhan nutrisi dalam tubuh, dan menjaga pola makan yang seimbang,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com