KOMPAS.com - Kondisi polusi di Jakarta dan sekitarnya menjadi perhatian banyak masyarakat. Hal itu disebabkan oleh rendahnya kelayakan udara untuk dihirup masyarakat.
Kepala Pusat Studi Lingkungan Dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Sukarsono mengatakan, pada prinsipnya banyak kandungan yang dapat mencemari kualitas udara.
Di antaranya logam berat, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), ozon (O3), senyawa organik volatil (VOC), dan sulfur dioksida (SO2).
Dia menyebutkan, setidaknya ada 3 penyebab polusi udara di Jakarta dan sekitarnya pada belakangan ini.
1. Kendaraan bermotor
Dia menjelaskan, salah satu sumber penyebab polusi udara adalah dari asap kendaraan bermotor yang salah satunya menghasilkan gas karbon monoksida.
Baca juga: Pakar UM Surabaya Sebut 7 Penyakit akibat Polusi Udara yang Perlu Diwaspadai
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional (BPS) Provinsi DKI Jakarta terbaru, jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta berada di angka lebih dari 26 juta kendaraan. Meliputi mobil penumpang, bus, truk, serta sepeda motor.
"Dengan jumlah kendaraan bermotor yang sebegitu banyak di ibu kota Jakarta, sudah jelas itu menjadi salah satu penyumbang polusi udara," ujar disa dilansir dari laman UMM.
2. Gas dari cerobong pabrik
Pria yang pernah bekerja sebagai auditor pembuangan limbah industri di Jakarta tersebut menambahkan, pabrik-pabrik yang dalam proses produksinya menghasilkan gas dari cerobong-cerobong asap juga berpotensi menyumbang polutan yang terjadi di Jakarta belakangan ini.
3. Musim kemarau
Dia menegaskan, kondisi cuaca pada musim kemarau dengan intensitas curah hujan rendah juga membuat polusi yang ada di udara tetap terkumpul dan bertahan di dalam udara.
"Jakarta kota yang padat, kendaraan dan industri juga ada banyak disana. Tentu saja, pencemaran udara akan terlihat jeas. Apalagi kalau intensitas hujan rendah, polutan-polutan di udara akan semakin terlihat karena akan tetap bertahan di langit," sebut dia.
Dia mengatakan perlu adanya riset yang lebih mendalam terkait dengan kandungan apa yang menjadi dominasi dalam pencemaran udara.
Baca juga: Kisah Kartika, Anak Tukang Bubur yang Kuliah Gratis di Kedokteran Unair
Meski begitu, ia juga memberikan beberapa solusi. Salah satunya dengan melakukan peningkatan standarisasi pembuangan emisi gas buang bagi kendaraan bermotor serta pabrik-pabrik.