Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM Inovasi Pupuk untuk Atasi Lahan Kering

Kompas.com - 23/06/2023, 13:43 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Tanaman pangan yang ditanam di lahan kering butuh inovasi baru. Tentu agar tanaman tersebut bisa hidup dan tumbuh dengan baik.

Terkait hal itu, dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Peternakan Pertanian (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan inovasi pupuk hayati untuk tanaman di lahan kering.

Tentunya, pupuk hayati memiliki beragam manfaat untuk membantu pertumbuhan suatu tanaman.

Kebutuhan tanaman akan nutrisi hara dalam tanah biasanya spesifik, sehingga pembuatan pupuk berbahan dasar tanaman dikembangkan dengan sifat dan kandungan yang juga spesifik.

Baca juga: Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran 5 PTS Terbaik Indonesia, Ada UAD/UMM

Salah satu anggota tim, Dr. Ir. Ali Ikhwan, M.P., menjelaskan, pupuk ini diberi nama hayati rhizovit.

Nama tersebut juga tercermin pada banyaknya manfaat dan kandungan yang mampu menghasilkan osmoprotektan yang meningkatkan ketahanan tanaman pada kekeringan.

Selain itu, terdapat hormon yang dapat memacu pertumbuhan tanaman. Juga menghasilkan senyawa yang dapat berfungsi sebagai pertisida organik sehingga membendung serangan hama penyakit bagi tanaman.

"Penelitian ini berfokus pada lahan kering. Apalagi melihat luas lahan kering di Indonesia mencapai sekitar 150 juta hektar. Angka ini jauh lebih luas ketimbang lahan yang memiliki perairan teknik irigasi yang baik," ujarnya dikutip dari laman UMM, Kamis (22/6/2023).

Dikatakan, kini banyak peneliti yang hanya berfokus pada lahan perairan. Padahal ada aspek lain yang bisa dikembangkan dan diteliti.

Salah satunya yakni lahan kering. Adapun dalam penelitian ini menyasar pada lahan jagung.

Sedang terkait pembiayaan, Ali dan tim mendapatkan dana dari Badan Riset dan Inovasi Nasional selama tiga tahun.

Pupuk ini juga kini dalam proses dipatenkan. Kemudian disebarluaskan untuk para petani yang ada di Indonesia, terutama mereka yang memiliki masalah pada lahan kering.

"Kami memulai penelitian ini pada 2020. Ada banyak mitra yang sudah kami ajak kerjasama. Begitupun dengan kelompok tani. Beberapa sudah mencoba menggunakan pupuk ini sembari menunggu paten terbit," jelasnya.

Dari penelitian, hasil produksi jagung yang menggunakan pupuk rhizovit hayati melonjak naik hingga 90-an persen. Adapun pupuk ini dikeluarkan berbentuk granul dan cair.

Tujuannya agar para petani memiliki pilihan, mengingat tidak semua pupuk dalam bentuk cair dapat dikirim ke seluruh Indonesia.

Selain itu, pupuk hayati rhizovit ini juga memiliki biaya produsi yang lebih murah. Hal itu karena pupuk tersebut lebih efektif dan efisien. Baik itu dari aspek bahan hingga biaya produksi.

Baca juga: Apakah Netizen Bisa Pengaruhi Putusan Hakim? Dosen UMM Beri Penjelasan

"Semoga saya dan beberapa pihak yang terlibat dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat. Salah satunya memberikan keuntungan yang lebih banyak bagi bagi petani jagung dengan harga pupuk yang terjangkau," harap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com