Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Alumnus UMM, Pernah Jadi Driver Ojol Kini Buka Bisnis Udang

Kompas.com - 26/05/2023, 22:09 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhammad Agill Thevany punya cerita menarik.

Sebelum lulus dari Prodi Akuakultur, Agill memang punya cita-cita menjadi pelopor bisnis udang di Bojonegoro.

Tapi sebelum menjadi pebisnis, Agill pernah menjadi driver atau pengemudi ojek online (ojol) bahkan sebelum dia kuliah di UMM.

Menurut dia, sambil menunggu hasil pengumuman masuk kuliah, dia mencoba mendaftar jadi driver ojol. Itu dilakukan juga karena dia butuh uang.

Baca juga: 6 Cara Budidaya Ikan Lele ala Guru SMK

"Beberapa kali saya butuh uang sehingga saya coba mendaftar menjadi ojol. Alhamdulillah diterima dan saya teruskan saat menjadi mahasiswa," ujarnya dikutip dari laman UMM, Rabu (24/5/2023).

Tapi, dia menjadi driver ojol juga untuk meringankan beban orang tua dalam membiayai dirinya hidup di Malang.

Budidaya udang di Bojonegoro masih jarang

Pemuda asal Bojonegoro itu juga memiliki ketertarikan mengembangkan budidaya udang di kota asalnya. Apalagi komoditas udang di Bojonegoro sangat jarang, bahkan mungkin tidak ada.

Dari situlah ia melihat peluang besar yang bisa ia gali. Apalagi ia sempat diarahkan Prodi Akuakultur UMM untuk magang di perusahaan tambak udang yang besar.

Selama magang itulah ia bisa tahu banyak hal terkait bisnis udang. Ia diajari proses awal persiapan hingga akhirnya bisa memanen.

"Saya jadi tahu banyak jenis udang serta jenis apa saja yang bagus untuk dijual. Dari pengalaman dan ilmu itulah, saya merintis usaha di dekat rumah saya Bojonegoro," terangnya.

Adapun budidaya udang yang ia tekuni tergolong baru. Ia baru sekali memanen udang yang ia budidaya dan cukup menguntungkan. Apalagi di daerahnya, harga udang di pasar mencapai Rp 60.000 untuk satu kilogramnya.

Baca juga: Dosen UMM Inovasi Pakan Koi, Harga Jadi Terjangkau

Tentu ia cukup beruntung karena orangtua selalu mendukung apapun keinginan dia, termasuk untuk usaha budidaya udang ini.

"Sejauh ini sudah ada empat kolam udang di rumah. Jenis udang yang saya kembangkan adalah vaname karena memiliki usia budidaya yang lebih rendah, pertumbuhan lebih cepat, dan lebih kuat terhadap penyakit," tutur Agill.

Dari proses itulah dia berhasil menyelesaikan studi sarjananya dengan Indeks Prestasi Kumulatif sangat memuaskan.

Ingin buka lapangan pekerjaan

Adapun bisnis udangnya merupakan hasil dari penerapan program kelas keahlian Center of Excellence (CoE) budidaya Udang, yang menjadi implementasi nyata program pemerintah yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Karenanya, ia berharap ilmu yang didapat di bangku kuliah tidak hanya menjadi angin lalu. Namun mampu mendorongnya untuk bermanfaat bagi sesama. Paling tidak ke orang-orang terdekat di kampungnya.

"Semoga usaha udang saya ini semakin maju, sehingga saya bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu sesama," harapnya.

Baca juga: Dosen UMM: Harusnya Seperti Ini Perbaikan Jalan yang Tepat

"Sarjana tidak harus selalu bekerja di kantor atau gedung tinggi, tapi juga bisa membangun daerahnya menjadi lebih baik. Sekalipun perubahan yang dibuat berada dalam lingkup yang kecil," tandas Agill.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com