Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat IPA Jadi Pelajaran Favorit Siswa dan Guru Jadi Idola

Kompas.com - 19/10/2022, 07:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Pelajaran sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kini bisa menjadi mata pelajaran menyenangkan. Inilah yang dialami oleh para siswa di SDN 61/X Talang Babat dan SMPN 12 Tanjung Jabung Timur yang berlokasi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.

Dua sekolah negeri binaan organisasi filantropi Tanoto Foundation untuk Program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR) itu berhasil menerapkan pembelajaran aktif hingga pembelajaran berdiferensiasi yang menumbuhkan kesenangan belajar siswa. Seperti apa?

IPA bukan pelajaran hafalan

Bagi Dafni, guru mata pelajaran IPA Kelas 4 SDN 61/X Talang Babat, hafalan bukanlah pilihan cara belajar karena murid tidak benar-benar paham apa yang dipelajari.

Menurutnya, ada banyak konsep dalam pelajaran IPA yang perlu dipahami murid, agar mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Kalau Guru Berhenti Belajar, Selesai Sudah Pendidikan Indonesia

Itulah mengapa, ia menerapkan pembelajaran aktif dengan mengajak siswa untuk melakukan percobaan sains menggunakan bahan-bahan yang ada di sekolah maupun bahan yang dibawa siswa dari rumah.

Seperti pembelajaran yang dilakukan Selasa (18/10/2022) pagi, Dafni mengajak siswa untuk melakukan percobaan tentang proses penyubliman, yakni perubahan wujud benda padat menjadi gas dan sebaliknya.

Dafni lebih dahulu membagi siswa dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok siswa memanaskan kapur barus dalam wadah kaleng tertutup. Lalu, di atas tutup kaleng diberi es batu. Setelah dipanaskan, siswa mendapati kapur barus hilang, lalu di bagian tutup kaleng muncul kristal padat.

Siswa SDN 61/X Talang Babat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.Dok. KOMPAS.com/AYUNDA PININTA KASIH Siswa SDN 61/X Talang Babat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.

Dari percobaan tersebut, Dafni meminta siswa berdiskusi dengan teman sekelompok tentang fenomena yang terjadi. Kemudian, masing-masing siswa menjelaskan proses perubahan wujud benda dengan kata-kata mereka sendiri.

Menurut Dafni, cara ini membuat siswa paham akan konsep meski dengan kata-kata sendiri.

"Seperti saat kemarin belajar tentang penguapan, saya hubungkan dengan hujan, anak-anak bisa menemukan sendiri bahwa air hujan itu ke atas. Lalu, kita perbaiki kalau proses itu (disebut) penguapan. Tetapi walaupun anak belum tahu istilah, mereka konsep sudah tahu," ungkapnya kepada Kompas.com, Selasa (18/10/2022).

"Anak-anak asyik (belajar), potensinya keluar, mereka mengalami sendiri. Tujuan kita memang anak paham konsep untuk SD," imbuh dia.

Salah satu murid, Edsel John Tarra mengaku senang diajar oleh sang guru karena banyak melakukan percobaan.

Baca juga: Cerita Guru Kiswanto Mengajar Jarak Jauh Murid SD Tanpa Internet

"Senang belajar karena tidak bosan," ujarnya usai menjelaskan tentang proses penyubliman di depan guru dan teman sekelasnya.

Telah menjadi guru sejak 1997, Dafni mengungkap bahwa penerapan pembelajaran aktif memberikan dampak yang jauh berbeda dengan pembelajaran sebelumnya, yakni guru hanya menerangkan dan murid mendengar.

"Sangat jauh berbeda. Anak-anak sekarang itu potensinya lebih keluar. Anak-anak dengan pembelajaran aktif lebih bisa memahami konsep. Semua anak juga aktif karena mereka ingin tahu," paparnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com