Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajarkan Siswa Literasi Numerasi lewat Bertani, Ini Cerita Guru di Kediri

Kompas.com - 08/10/2022, 10:40 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka pasca pandemi merupakan masa sulit bagi guru. Tak sedikit murid yang kehilangan semangat dalam belajar.

Keresahan ini juga dialami oleh Nita Mulyani, guru kelas 2 SD Negeri Sukorejo I, Kabupaten Kediri.

“Di kelas pasif, tingkat disiplinnya menurun, tidak peduli dengan temannya bahkan sering ribut. Saya jadi berpikir harus bisa menyajikan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan agar murid punya identitas Profil Pelajar Pancasila,” jelas Nita saat menjadi pembicara Temu Pendidik Nusantara 9 pada Rabu (5/20/2022).

Baca juga: Tanpa Hafalan, Ini Cara Guru Asal Jambi Buat Murid Paham Pelajaran

Belajar literasi numerasi dengan bertani bupon

Nita kemudian merancang pembelajaran yang dia sebut “Bertani Bupon”, kependekan dari bertani sayur mayur, buah-buahan, dan empon-empon”.

Ide tersebut muncul karena lingkungan sekolah yang memang cocok untuk berkebun.

Kegiatan diawali dengan mengadakan kesepakatan kegiatan. Melalui kesepakatan ini, Nita memantik jiwa kepemimpinan dari murid.

Dia ingin setiap murid memiliki andil dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Setelah itu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok merdeka menentukan koordinatornya. Kemudian barulah tugas menanam dan membuat laporan dilaksanakan.

“Di sini murid dikembangkan rasa tanggung jawabnya atas tumbuhan yang mereka tanam,” terang Nita, yang merupakan alumnus program Wardah Inspiring Teacher.

Untuk meningkatkan kemampuan literasi, Nita mengajak murid menuliskan cerita kegiatan sehari-harinya dalam merawat tanaman di sebuah buku.

Baca juga: Komik hingga Flashmob, Ini Cara Guru Buat Pembelajaran Menyenangkan

Nantinya, buku tersebut akan diletakkan di perpustakaan sekolah.

Sedangkan untuk numerasi, murid mengukur pertumbuhan tanaman secara berkala.

“Jadi di sinilah adanya kegiatan yang menurut saya inovatif, bisa mengembangkan diri murid, meningkatkan rasa tanggung jawab dan gotong royong. Murid lebih kreatif menemukan sumber belajar untuk menemukan ide pemanfaatan lingkungan sekolah,” tukas Nita.

Bertani sayur mayur, buah-buahan, dan empon-empon? di SD Negeri Sukorejo I, Kabupaten Kediri.Dok. Yayasan Guru Belajar Bertani sayur mayur, buah-buahan, dan empon-empon? di SD Negeri Sukorejo I, Kabupaten Kediri.

Dapat apresiasi dari dharma wanita

Pembelajaran tidak berhenti di situ. Murid kelas 2 ini melakukan kolaborasi dengan kakak kelas yang sedang belajar kewirausahaan.

“Kakak kelasnya membantu untuk kegiatan pemasaran. Salah satunya sawi dimasak jadi keripik untuk kemudian dijual di kantin sekolah,” jelas Nita.

“Kegiatan pembelajaran ini mendapat apresiasi dari Dharma Wanita hingga dimasukkan ke dalam program Dharma Wanita tingkat kecamatan. Jadi murid tidak hanya belajar secara intrakurikuler di dalam kelas namun juga kokurikuler,” pungkasnya.

Baca juga: Lebih Penting Pendidikan Berbasis Akademik atau Karakter? Ini Kata Najelaa Shihab

Pekan Temu Pendidik Nusantara 9 masih berlangsung hingga 8 Oktober mendatang. Ratusan pembicara dari beragam latar belakang akan berbagi inspirasi mengajar dan pengembangan karier.

Wardah Inspiring Teacher merupakan program pengembangan kompetensi guru hasil kolaborasi PT Paragon Technology and Innovation dan Yayasan Guru Belajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com