Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2022, 11:20 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Erlina Anriani Siahaan, guru SMP Negeri 4 Pematang Siantar, didapuk menjadi Duta Literasi di kota tempatnya mengajar, yakni Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Guru IPA ini telah menerbitkan puluhan buku fiksi dan nonfiksi. Kecintaannya pada menulis berhasil dia tularkan ke murid-muridnya. Hingga banyak murid yang menjadi penggemar Erlina.

“Salah satu manfaat guru jadi penulis, murid jadi punya idola, jadi punya teladan di dalam kelas yang memicu semangatnya untuk terus belajar,” kata Erlina.

Baca juga: Kisah Guru Betty, Raih Penghargaan Internasional karena Empati Tinggi

Atas permintaan murid-muridnya, Erlina akhirnya membentuk sebuah komunitas belajar menulis.

Ia memberi nama “Komunitas Beta Manurat”, yang artinya “Komunitas Ayo Menulis”.

Tahun 2021, komunitas ini telah meluncurkan buku perdananya, yakni Antologi Beta Manurat.

“Diluncurkan di seminar internasional saat bulan Oktober, bulan bahasa. Buku antologi ini merupakan kolaborasi dengan SMP Taman Asuhan, Dinas Pendidikan Kota Pematang Siantar, dan pihak PTP Nusantara IV,” jelas Lina, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis Yayasan Guru Belajar.

Menurut Lina, menjadi guru penulis memberikan banyak keuntungan, seperti dapat meningkatkan kecakapan personal yang berdampak pada kualitas transfer ilmu ke murid.

“Selain itu, guru penulis juga akan lebih mudah mengajarkan murid untuk selalu gemar membaca sehingga punya pikiran yang kritis,” kata Lina.

Baca juga: Inilah Kisah Guru-Guru Inspiratif, Memperjuangkan Pendidikan yang Lebih Baik

Untuk sesama guru yang juga ingin menjadi penulis seperti dirinya, Lina membagikan sejumlah tips.

Pertama, guru perlu menjadi pembaca yang ulung. Lina terinspirasi kata-kata dari Najwa Shihab, yakni menemukan satu buku yang bisa membuat jatuh cinta pada membaca. Ternyata, buku yang membuat dia cinta membaca juga mendorongnya untuk menjadi penulis.

“Apalagi membaca sekarang sudah jauh lebih mudah. Ada cerpen yang dibuat video, ada platform yang menyediakan suara untuk pembaca. Jadi sambil melakukan aktivitas lain, kita tetap bisa mengalami pengalaman membaca tadi,” terang Lina.

Saran selanjutnya ialah ikut kelas menulis. Lina menjelaskan, di awal kariernya sebagai penulis, dia rajin mengikuti beragam kelas. Dari kelas gratis hingga berbayar. Ilmu yang Lina terima membantunya melejitkan kariernya.

Baca juga: 5 Program Beasiswa S1-S2 Inggris, Beri Biaya Kuliah hingga 100 Persen

“Jika ingin menjadi elang ya belajar dari elang, bukan belajar dari ayam,” tegas Lina yang akan menjadi pembicara Kelas Karier untuk pendidik di Temu Pendidik Nusantara 9 pada awal Oktober mendatang.

Setelah itu, Lina kerap latihan dengan tekun. Menurutnya, untuk menjadi penulis yang profesional dibutuhkan jam terbang yang tinggi. Oleh karenanya, Lina menegaskan, guru yang ingin jadi penulis perlu latihan dengan tekun.

“Banyak trik latihan yang bisa kita ikuti. Misalnya berlatih menulis kalimat setiap pagi, menulis ulang novel atau cerpen yang menerima penghargaan untuk menemukan pola dan teknis penulis,” jelas Lina.

“Proses berlatih tidak mudah, bahkan menyiksa diri, tapi asal kita mau terus berlatih, kecakapan apa pun bisa kita kuasai,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com