Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa PNC Inovasi Solar Home System untuk Pengairan Sawah

Kompas.com - 02/09/2022, 12:04 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Saat ikut program PFSains 2022 yang diadakan oleh Pertamina Foundation, mahasiswa Politeknik Negeri Cilacap (PNC) berhasil menciptakan inovasi teknologi Solar Home System.

Adapun teknologi Solar Home System itu merupakan sebuah inovasi teknologi yang dirancang oleh mahasiswa PNC melalui teknologi berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Produk inovasi tersebut kemudian diserahterimakan kepada masyarakat petani di Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Baca juga: Mata Kuliah Game Mulai Dikembangkan Vokasi UI

Menurut Medianto T. Hermawan selaku Direktur Keuangan Pertamina Foundation, kompetisi PFSains diselenggarakan untuk mengapresiasi para praktisi energi yang peduli dalam pengembangan dan menciptakan inovasi teknologi.

"Kompetisi yang diadakan oleh Pertamina Foundation ini bertujuan untuk mengapresiasi para praktisi energi," ujarnya seperti dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Rabu (31/8/2022).

Tentunya, apresiasi itu diberikan bagi yang concern dalam mengembangkan atau menciptakan inovasi teknologi berbasis energi bersih yang dapat dijangkau oleh semua kalangan.

Jalankan pompa air di pengairan

Sedangkan Ketua Tim 14 yang merancang inovasi tersebut, Afrizal Abdi Musyafiq, mengatakan, teknologi Solar Home System merupakan teknologi yang dapat mengubah intensitas cahaya matahari menjadi energi listrik.

Adapun energi itu kemudian untuk menjalankan pompa air tanah yang digunakan sebagai pengairan.

Baca juga: Tim UI Inovasi Alat Pemantau Curah Hujan

Ternyata hasilnya, alat ini dapat menghasilkan debit air hingga mencapai 10 ribu liter.

Afrizal menjelaskan, kelebihan dari teknologi ini yaitu dapat menghasilkan kualitas air yang baik serta ramah lingkungan.

Selain itu, air yang dihasilkan akan kembali lagi ke tanah sehingga tidak akan mengurangi pasokan air tanah.

"Teknologi tersebut juga dapat bertahan hingga 10 tahun dengan baterai yang juga dapat bertahan selama 8-10 tahun," imbuh Afrizal.

Masih perlu dikembangkan

Hanya saja, ia mengaku bahwa inovasi teknologi tersebut masih memerlukan pengembangan lebih lanjut dalam hal keamanan, yakni dengan penambahan hazard system.

Bersamaan dengan hal itu, Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Indonesia RU IV, Cecep Supriyatna, mendukung sepenuhnya kehadiran teknologi EBT di area persawahan Desa Kalijaran.

Baca juga: Genteng Pintar Bertenaga Surya Ini Hasil Inovasi Mahasiswa UGM

"Sejalan dengan komitmen kami yang juga mengembangkan EBT, teknologi ini sangat terbuka peluangnya untuk dikembangkan di wilayah lain yang memiliki karakter persawahan yang sama," jelasnyanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com