Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumpah Pemuda Lahir dari Kos-Kosan, Begini Sejarah Gedungnya

Kompas.com - 28/08/2022, 05:53 WIB
Sandra Desi Caesaria

Penulis

KOMPAS.com - Sumpah pemuda yang menandai bergeraknya kaum pemuda untuk bersatu, ternyata dihasilkan di satu lokasi yang unik.

Yakni kos-kosan atau tempat tinggal para pelajar Indonesia lah yang menjadi lokasi perumusan Sumpah Pemuda.

Sejarah Sumpah Pemuda yang lahir dari kos-kosan ini, dimulai dari Perhimpunan Indonesia yang dibentuk pada tahun 1908. Dilansir dari laman Kemendikbudristek saat itu organisasi masih sebatas perkumpulan mahasiswa Hindia yang belajar di Belanda.

Saat kembali, mereka membentuk Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia.

Baca juga: Isi Sumpah Pemuda, Teksnya Merumuskan 3 Hal Ini

Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.

Tetapi Kos-kosan atau tempat tinggal inilah yang justru lebih banyak berperan menjadi saksi bisu lahirnya sumpah pemuda.

Gedung kos-kosan ini kini menjadi Museum Sumpah Pemuda. Dalam sejarahnya, gedung ini sudah beberapa kali berganti fungsi. Berikut kronologis waktu perkembangan Gedung Sumpah Pemuda

1. Commensalen Huis, 1908

Menurut catatan yang ada, Museum Sumpah Pemuda pada awalnya adalah rumah tinggal milik Sie Kong Lian. Gedung didirikan pada permulaan abad ke-20.

Sejak 1908 Gedung Kramat disewa pelajar Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool) sebagai tempat tinggal dan belajar. Saat itu dikenal dengan nama Commensalen Huis.

Mahasiswa yang pernah tinggal adalah Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin, Soerjadi (Surabaya), Soerjadi (Jakarta), Assaat, Abu Hanifah, Abas, Hidajat, Ferdinand Lumban Tobing, Soenarko, Koentjoro Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, Mohammad Tamzil, Soemanang, Samboedjo Arif, Mokoginta, Hassan, dan Katjasungkana.

2. Indonesische Clubhuis/ Clubgebouw, 1927

Sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan.

Bung Karno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering hadir di Gedung Kramat 106 untuk membicarakan format perjuangan dengan para penghuni Gedung Kramat 106.

Baca juga: Sejarah Sumpah Pemuda, Dimulai dari 3 Gedung Tua Ini

Di gedung ini pernah diselenggarakan kongres Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, PPPI. Gedung ini juga menjadi sekretariat PPPI dan sekretariat majalah Indonesia Raja yang dikeluarkan PPPI.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com