Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sampah, Praktik Baik Pengelolaan Sampah di SMPN 11 Muaro Jambi

Kompas.com - 06/07/2022, 17:09 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Pengelolaan sampah masih menjadi persoalan banyak pihak, termasuk lingkungan sekolah. Persoalan sampah ini juga dialami SMP Negeri 11 Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Saat belum memiliki pengelolaan sampah yang baik, Wahyu Fitroh, Kepala SMP Negeri 11 Muaro Jambi menyampaikan, SMP Negeri 11 Muaro Jambi melakukan sejumlah kebijakan guna mengatasi persolan sampah di sekolah.

Wahyu Fitroh menjelaskan, beberapa kebijakan ditempuh antara lain; mengintruksikan kepada kantin sekolah agar tidak menggunkan wadah makanan dan minuman berbahan plastik atau steromfom, serta melarang menjual makanan dengan wadah plastik,

Kepala sekolah juga mengungkapkan, pihaknya menyediakan tempat-tempat sampah sekitar kantin, selain menyediakan tempat duduk untuk makan dan jajan bagi peserta didik.

Selain itu, sekolah juga menyediakan tempat-tempat sampah pada setiap ruang kelas, menempel stiker tentang membuang sampah di tempatnya, stiker tentang pentingnya kebersihan ruang belajar dan lingkungan sekolah yang dilakukan oleh guru piket.

Pihak OSIS bahkan melakukan kegiatan rutin setiap pagi sebelum masuk ruang kelas terlebih dahulu memunggut sedikitnya tiga sampah.

Namun kehadiran sampah khususnya sampah plasik, gelas air mineral pipet serta wadah makanan siap saji selalu ada terlihat di ruang kelas dan lingkungan sekolah.

1. Gelar rapat koordinasi

 

Merespons hal itu, Kepala Sekolah mengadakan rapat koordinasi dengan guru dan OSIS untuk mengatasi sampah tersebut.

Baca juga: Siswa, Ada 3 Cara Mengolah Sampah yang Bisa Dilakukan Setiap Hari

Rapat Koordinasi Majelis guru mengambil kebijakan dengan pendekatan mengurangi (reduce) dan menggunakan kembali (reuse) dengan membuat aturan tentang batasan penggunaan bahan plastik pada kantin sekolah.

Siswa juga dilarang untuk jajan dengan menggunakan wadah jajanan yang berbahan plastik. Dan yang ketiga adalah membuat bank sampah sebagai wadah penampungan sampah yang memiliki harga jual. 

2. Pembentukan tim khusus

Rapat dewan guru beserta OSIS juga memutuskan perlu diadakan bank sampah sebagai rumah penampungan sampah hasil pemilahan sampah yang memiliki harga jual.

Oleh sebab itu diperlukan tim pengolahan sampah yang nantinya bertanggung jawab dalam pengolahan sampah yaitu Ketua, Wakil Ketua (Pembina OSIS) dan pengurus OSIS, Sekretaris, Wali kelas, dan Pengurus Kelas

Wahyu Fitroh menjelaskan, sistim kerja tim khusus pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:

  • Tim melakukan sosialisasi tentang penangulangan sampah serta jenis sampah yang bisa diinvestasikan pada bank sampah.
  • Sampah yang tidak bisa ditanggulangi dengan menyediakan lokasi khusus untuk pembakaran dan yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
  • Selanjutnya peserta didik mengumpul sampah yang bisa diinvestasikan di kelas masing-masing melalui pengurus kelas dan isediakan wadah penyimpanan berupa karung.

3. Pembuatan Bank Sampah

Pada hari yang telah ditentukan, sampah dikumpulkan pada tim pengolah sampah, ditimbang serta dicatat hasil dari pengumpulan setiap kelas yang gunanya sebagai catatan bagi tim pengolahan sampah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com