Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Liburan Malah Makin Stres? Ini Kata Psikolog di Webinar ITS

Kompas.com - 15/03/2022, 17:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menabung untuk liburan, bagi sebagian orang bisa sama pentingnya seperti menabung untuk rumah atau pendidikan bagi masyarakat saat ini. Sebab, liburan termasuk cara untuk menyegarkan diri pasca penat menjalani kehidupan.

Namun, alih-alih menyegarkan pikiran, tak jarang aktivitas berlibur justru menimbulkan perasaan cemas tanpa alasan, tidak bergairah, hingga kehilangan fokus.

Jika sudah demikian, mungkin kondisi itu merupakan gejala ketika seseorang mengalami post-holiday blues (PHB). Lalu apa itu yang dimaksud PHB, dan bagaimana cara mengatasinya?

Psikolog Klinis Riliv, Toetik Septriasi berbagi pengetahuan terkait PHB dan penyebabnya.

Menurut Toetik, post-holiday blues merupakan gejala psikologis berupa suasana hati yang dipenuhi kesedihan hingga kesepian setelah menjalani liburan.

Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?

Akan tetapi PHB bukanlah penyakit patologis atau perilaku tidak wajar.

“Perlu dipahami PHB ini adalah hal yang normal terjadi, setiap orang pasti bisa memulihkan diri dari kondisi ini,” kata Psikolog Klinis Riliv, Toetik, dilansir dari laman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya saat mengisi acara Webinar.

Dia menjelaskan, setidaknya ada dua hal utama yang dapat menyebabkan PHB terjadi.

Pertama, ketika seseorang menjadikan liburan sebagai media untuk menghindar dari tanggung jawab yang seharusnya dihadapi. Dalam istilah manajemen stres, hal ini disebut prinsip flight.

“Alih-alih merasakan healing, seseorang yang berlibur karena menghindari tanggung jawab cenderung akan lebih tertekan setelah selesai berlibur,” jelas psikolog klinis tersebut.

Alasan lain seseorang mengalami PHB adalah apabila orang tersebut mengalami peristiwa tidak mengenakkan saat berlibur.

Misalnya, ketika kehabisan uang, menghadapi kehilangan atas seseorang atau sesuatu, hingga perubahan gaya hidup seperti jam tidur dan pola makan.

Baca juga: 5 Alasan Pasangan Selingkuh, Ini Penjelasan Sosiolog Unair

“Tidur larut malam atau rencana perjalanan yang terlalu padat juga dapat menimbulkan post-holiday blues,” terang dia.

Lantas, bagaimana menyembuhkan gejala psikologis ini?

Dari penjelasan Toetik, seseorang perlu memaknai kembali bahwa liburan berbeda dengan healing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com