Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Usai Liburan Malah Makin Stres? Ini Kata Psikolog di Webinar ITS

KOMPAS.com - Menabung untuk liburan, bagi sebagian orang bisa sama pentingnya seperti menabung untuk rumah atau pendidikan bagi masyarakat saat ini. Sebab, liburan termasuk cara untuk menyegarkan diri pasca penat menjalani kehidupan.

Namun, alih-alih menyegarkan pikiran, tak jarang aktivitas berlibur justru menimbulkan perasaan cemas tanpa alasan, tidak bergairah, hingga kehilangan fokus.

Jika sudah demikian, mungkin kondisi itu merupakan gejala ketika seseorang mengalami post-holiday blues (PHB). Lalu apa itu yang dimaksud PHB, dan bagaimana cara mengatasinya?

Psikolog Klinis Riliv, Toetik Septriasi berbagi pengetahuan terkait PHB dan penyebabnya.

Menurut Toetik, post-holiday blues merupakan gejala psikologis berupa suasana hati yang dipenuhi kesedihan hingga kesepian setelah menjalani liburan.

Akan tetapi PHB bukanlah penyakit patologis atau perilaku tidak wajar.

“Perlu dipahami PHB ini adalah hal yang normal terjadi, setiap orang pasti bisa memulihkan diri dari kondisi ini,” kata Psikolog Klinis Riliv, Toetik, dilansir dari laman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya saat mengisi acara Webinar.

Dia menjelaskan, setidaknya ada dua hal utama yang dapat menyebabkan PHB terjadi.

Pertama, ketika seseorang menjadikan liburan sebagai media untuk menghindar dari tanggung jawab yang seharusnya dihadapi. Dalam istilah manajemen stres, hal ini disebut prinsip flight.

“Alih-alih merasakan healing, seseorang yang berlibur karena menghindari tanggung jawab cenderung akan lebih tertekan setelah selesai berlibur,” jelas psikolog klinis tersebut.

Alasan lain seseorang mengalami PHB adalah apabila orang tersebut mengalami peristiwa tidak mengenakkan saat berlibur.

Misalnya, ketika kehabisan uang, menghadapi kehilangan atas seseorang atau sesuatu, hingga perubahan gaya hidup seperti jam tidur dan pola makan.

“Tidur larut malam atau rencana perjalanan yang terlalu padat juga dapat menimbulkan post-holiday blues,” terang dia.

Lantas, bagaimana menyembuhkan gejala psikologis ini?

Dari penjelasan Toetik, seseorang perlu memaknai kembali bahwa liburan berbeda dengan healing.

Menurutnya, healing merupakan proses penyembuhan yang dibantu serta didampingi oleh pihak yang kompeten. Sedangkan liburan merupakan proses untuk mengistirahatkan diri.

“Perlu dimaknai ulang, kalau jadwal liburannya justru padat, maka tidak ada proses penyembuhannya,” ungkap alumni Psikologi Universitas Gadjah Mada tersebut.

Meredakan gejala PHB bisa dimulai dengan mengakui apa yang dirasakan dan menganggap hal tersebut wajar.

Kemudian, seseorang juga tidak perlu merasa takut untuk menceritakan masalah yang dihadapi kepada orang-orang yang dipercaya.

Selain itu, melakukan olahraga ringan serta memperbanyak gerak juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kembali produksi hormon kebahagiaan seperti endorfin dan dopamin.

Cara yang terakhir meredakan PHB, lanjut Toetik, dengan berlatih melakukan pengelolaan stres melalui prinsip 4A.

Cara itu dinilai dapat menyembuhkan serta mencegah gejala PHB ini tidak semakin parah.

Seseorang juga diharuskan mulai memahami masalah apa saja yang dapat memicu stres.

Kemudian, seseorang harus menerapkan prinsip 4A, meliputi avoid atau menghindari pemicu stres, alter atau mengemukakan pikiran yang menyebabkan tertekan, adapt atau melatih keterampilan saat berada dalam situasi tidak nyaman, serta accept yaitu memahami bahwa tidak semua hal dapat dikendalikan.

Dengan berlatih mengelola stres, seseorang akan lebih mudah memahami bagaimana dirinya mengalokasikan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

Liburan yang dijadwalkan pun dapat diusahakan bukan sebagai bentuk melarikan diri dari tanggung jawab, melainkan sebagai sarana beristirahat.

“Perlu diingat, stres bukanlah hal berbahaya yang akan menjerumuskan kita. Reaksi kita lah yang menentukan kita dapat menghadapinya atau tidak,” pungkas Toetiek menutup sesi webinar tersebut.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/03/15/170000071/usai-liburan-malah-makin-stres-ini-kata-psikolog-di-webinar-its

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke