Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UNS Jelaskan Tantangan dan Peluang Bonus Demografi

Kompas.com - 06/03/2022, 12:31 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia diprediksi bakal mencapai puncak bonus demografi pada 2030. Tentu, momentum ini harus dihadapi dan dipersiapkan dengan matang.

Tak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat itu sendiri. Sebab, ada dampak positif maupun negatif dari bonus demografi.

Dosen Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Lintang Ronggowulan, S.Pd., M.Pd memberikan pandangannya.

Baca juga: Dokter RS UNS Sebut Kebiasaan Ini Bisa Sebabkan Diabetes

Menurutnya, kondisi bonus demografi ditujukan ketika jumlah masyarakat usia produktif (15-64 tahun) lebih mendominasi dibandingkan masyarakat berusia non-produktif.

"Dari perkiraan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pada 2030 Indonesia akan memiliki jumlah penduduk dengan usia produktif mencapai 64 persen dari total penduduk Indonesia," ujarnya dikutip dari laman UNS, Jumat (4/3/2022).

Butuh upaya pemerintah dan masyarakat

Meski ada dampak positif dan negatif, namun semua tergantung bagaimana upaya pemerintah dan masyarakat dalam menyambut kehadiran puncak bonus demografi di tahun 2030 mendatang.

"Bonus demografi adalah tantangan yang harus bisa dijawab. Karena bonus demografi dapat menjadi sebuah bencana demografi apabila tidak dipersiapkan dengan baik dan matang," terang Lintang.

Baca juga: Junk Food Bisa Sebabkan Diabetes, Ini Penjelasan Dosen UM Surabaya

Tak hanya itu saja, bonus demografi juga berarti tantangan akan persaingan kerja semakin terbuka dan keras. Di mana usia produktif yang mendominasi, sehingga perlu berbanding lurus dengan terbuka lebarnya lapangan pekerjaan.

"Jika ketersediaan lapangan pekerjaan minim, maka dapat diprediksi mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Inilah akar dari kemunculan bencana demografi," tambah Lintang.

Tentu, tingginya angka pengangguran yang tidak teratasi ini diperkirakan akan bendampak secara berkelanjutan.

Di mana dampak tersebut dapat mengakibatkan aging population yang berakibat pula pada tingginya angka harapan hidup di usia lansia.

Juga berpotensi meningkatkan angka kemiskinan dan dapat menimbulkan motivasi untuk melakukan tindak kejahatan. Untuk itulah perlu dimulai dari sekarang persiapan menyambut puncak bonus demografi.

"Peran kita sebagai mahasiswa tentu harus senantiasa meningkatkan kualitas diri. Menjadi mahasiswa yang berkualitas akan membawa posisi mahasiswa menjadi masyarakat yang kreatif dan mampu memanajemen serta memecahkan permasalahan baik lingkup permasalahan individu maupun sosial," terangnya.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa UPN Jogja, Awetkan Makanan Pakai Bahan Ini

Selanjutnya juga membekali diri dengan ilmu kewirausahawan agar siap menghadapi puncak bonus demografi di tahun 2030.

Namun ketika bisa menjawab tantangan dari bonus demografi, secara tidak langsung mampu meningkatkan produktivitas yang menjadi peluang menaikkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com