Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junk Food Bisa Sebabkan Diabetes, Ini Penjelasan Dosen UM Surabaya

Kompas.com - 03/03/2022, 10:13 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampir banyak orang menyukai makanan siap saji atau junk food. Misalnya, kentang goreng, pizza, ayam goreng, dan hamburger.

Meski enak di lidah, junk food tetap memiliki kandungan nutrisi yang kurang baik bagi tubuh.

Sebab makanan ini tinggi kalori dan rendah nutrisi. Junk food juga tinggi gula tambahan, garam dan lemak jenuh atau lemak trans.

Beberapa riset menunjukkan bahwa mengonsumsi junk food sama adiktifnya dengan alkohol dan obat-obatan.

Baca juga: Apa yang Membuat Seseorang Depresi? Ini Kata Dosen UM Surabaya

Meskipun banyak orang mengetahui bahwa makanan ini tidak memberikan manfaat bagi kesehatan, namun masih banyak orang yang menyukainya.

Dosen S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Idham Choliq menjelaskan sebuah studi mengenai efek junk food.

Studi tersebut, menunjukkan bahwa mengonsumsi junk food lebih dari sekali dalam seminggu dikaitkan dengan risiko obesitas yang lebih tinggi.

Baca juga: Pakar Kesehatan UM Surabaya: Hindari 8 Hal Ini Sebelum Vaksin Booster

Sementara makan makanan junk food lebih dari dua kali seminggu dikaitkan dengan risiko sindrom metabolik, diabetes tipe 2 yang lebih tinggi, dan kematian akibat penyakit jantung koroner.

“Masyarakat perlu tahu bahwa frekuensi mengonsumsi junk food akan berdampak pada kesehatan di masa yang akan datang,” tutur Idham, dilansir dari laman UM Surabaya.

Idham menambahkan bahwa junk food bisa mengubah metabolisme seseorang. Seorang anak muda yang sehat akan mengalami sistem pencernaan buruk setelah lima hari mengonsumsi junk food.

Kemudian, mengonsumsi junk food bisa menurukan kemampuan otot untuk mengubah glukosa menjadi energi.

"Dalam jangka panjang, perubahan ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan akhirnya menjadi diabetes tipe 2. Efek lain dari banyaknya mengonsumsi junk food menyebabkan sembelit," imbuhnya lagi.

Menurutnya masyarakat saat ini susah untuk terhindar dari godaan makanan junk food karena selama ini belum ada kebijakan yang kuat untuk mengontrol makanan yang beredar di masyarakat dan layak dikonsumsi oleh publik.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Ini Ciri Minyak Goreng yang Buruk bagi Tubuh

Jika dulu banyak masyarakat kita yang mati karena kekurangan makanan, di era sekarang tingginya angka kematian justru banyaknya mengonsumsi makanan junk food.

"Menurut saya pilihannya ada pada diri kita. Jika kita ingin terhindar dari pengaruh junk food, mulailah terapkan pola hidup sehat dengan rutin makan banyak makanan bergizi seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, ikan, dan biji-bijian juga diimbangi dengan berolahraga secara teratur setiap hari," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com