ITS Siap Adakan Kuliah Tatap Muka, Ini Prosedur yang Harus Ditaati

KOMPAS.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi salah satu perguruan tinggi yang bersiap menggelar perkuliahan tatap muka.

Kebijakan ini diambil mengingat mahasiswa baru ada yang belum pernah sekalipun masuk ke ITS karena adanya pandemi Covid-29.

Merangkum dari akun Instagram resmi ITS, Selasa (1/2/2022), agar perkuliahan tatap muka berlangsung aman, ada sejumlah Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan kelas luring yang harus ditaati.

Peraturan ini tidak hanya diterapkan bagi mahasiswa tapi juga bagi para dosen yang mengajar di kuliah luring. Berikut SOP pelaksanaan kelas luring di ITS: 

Baca juga: Terpopuler di Instagram, UGM Masuk 10 Besar Dunia Versi Emplifi

SOP pelaksanaan kuliah tatap muka ITS

1. Mahasiswa langsung menuju gedung dan kelas yang sesuai.

2. Bila ada pengantar, hanya diperkenankan mengantar dan menjemput saja.

3. Mahasiswa yang berkendaraan sendiri parkir di tempat yang ditentukan.

4. Masuk kelas dengan pengecekan protokol standar, yang tidak memenuhi tidak diperkenankan masuk.

5. Dosen memeriksa mahasiswa yang diperkenankancmengikuti kelas luring.

6. Dosen memastikan mahasiswa untuk mematuhi protokol mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak.

7. Dosen dan mahasiswa hanya diperkenankan makan dan minum di tempat yang telah ditentukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Baca juga: Malindo Feedmill Buka 6 Posisi Lowongan Kerja bagi S1, Buruan Daftar

SOP bagi mahasiswa yang ikut kuliah tatap muka

Mahasiswa peserta kelas luring harus memenuhi beberapa hal berikut ini:

• Mahasiswa memastikan kondisinya sehat.
• Tidak memiliki penyakit penyerta.
• Telah menerima vaksin dosis kedua kecuali ada alasan medis.
• Mahasiswa dari luar Surabaya atau memiliki riwayat perjalanan maka wajib melakukan karantina mandiri selama 7 hari.
• Tidak memiliki anggota keluarga serumah yang sedang sakit.

SOP bagi dosen yang mengajar

Tak hanya mahasiswa, dosen yang mengajar di kuliah tatap muka pun harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

1. Dosen dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala Covid-19 selama 7 hari terakhir. Apabila memiliki riwayat perjalanan, maka harus melaknsakan karantina mandiri terlebih dahulu atau menunjukkan hasil test PCR negatif yang masih berlaku.

Baca juga: Bantu Anak dengan Kelainan Disgrafia, Mahasiswa UNY Gagas Aplikasi Ini

2. Telah menerima vaksin dosis kedua.