Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Pentingnya Memiliki Tujuan Hidup

Kompas.com - 20/11/2021, 17:00 WIB
Growth Center,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

Pernahkah kamu bertanya-tanya, apa sih makna dari kegiatan yang setiap hari kamu lakukan? Pernahkah kamu merasa tersesat dalam setiap rutinitas keseharian kamu? Atau, pernahkah merasa hidup yang kamu jalani memiliki ritme yang berulang terus menerus serta tanpa tujuan?

Jika pertanyaan-pertanyaan di atas pernah terpikirkan olehmu, it's totally okay. Memang tidak mudah menemukan makna yang ada dalam hidup. Tidak jarang, ada orang-orang yang menghabiskan seluruh waktunya untuk mencari makna dari kehidupan yang ia miliki.

Kamu khawatir dengan makna hidupmu?

Ketika ditanya mengenai tujuan hidup, tentunya kita akan memiliki jawaban yang berbeda-beda. Pandemi Covid-19 mengharuskan kita untuk melakukan pembatasan demi menjaga protokol kesehatan. Ada kalanya, kita merasakan kejenuhan terhadap rutinitas yang setiap hari kita lakukan.

Fenomena inilah yang dikenal dengan the neglected middle child of mental health oleh Adam Grant.

Gejalanya yaitu terjadi languishing (perasaan gundah) pada individu yang merasa tidak bersemangat, sulit berkonsentrasi, tidak memiliki makna dalam mengerjakan sesuatu dan yang paling sering kita alami, menunda bangun dari tempat tidur untuk segera beraktivitas, dan lainnya.

Menurut kacamata psikologi kesehatan mental, spektrum manusia berasal dari kondisi depresi menuju kondisi bertumbuh. Kondisi depresi adalah keadaan di mana manusia tidak memiliki makna, putus asa, dan tidak berharga bagi dirinya sendiri serta orang lain.

Sedangkan kondisi bertumbuh adalah ketika ia memiliki makna eksistensi yang kuat serta rasa kendali dan berharga bagi orang lain. Languishing adalah suatu kondisi yang berada di antara kondisi depresi dan bertumbuh, ia tidak hitam maupun putih, melainkan abu-abu.

Baca juga: Alasan untuk Hidup, Sudahkah Kita Menemukannya?

Orang yang mengalami languishing akan merasa sulit menemukan motivasi, tidak bersemangat dan merasa hidupnya datar dan repetitif tidak bermakna.

Kondisi languishing ini sangat rentan dialami oleh anak muda, terlebih di masa pandemi. Selain karena adanya perubahan pola kerja, anak-anak muda masih belum memiliki tujuan hidup yang pasti dan tetap.

Ketika languishing ini terjadi, maka tentu akan sangat mengganggu bagi produktivitas orang tersebut dalam hidup dan bekerja. Karenanya orang-orang perlu menemukan makna dan tujuan dari eksistensi mereka hidup di dunia agar dapat menjalankan kehidupannya dengan baik.

Jadi, apa sih sebenarnya tujuan hidup itu? Pada intinya, tujuan hidup adalah alasan dari seseorang untuk terus hidup dan memberikan nilai bagi hidup itu sendiri.

Tujuan hidup bukanlah tentang seberapa banyak digit di rekeningmu atau seberapa banyak pengikut yang kita miliki. Tujuan hidup adalah alasan bagi kita untuk tetap berada dan terus bernapas.

Bagaimana sih cara menemukan tujuan hidup? Frankl dalam bukunya, “Man's Search for Meaning” mengatakan manusia digerakkan oleh "keinginan untuk mencari makna hidup". Buku ini disusun menurut pengalaman pribadi miliknya dan para penyintas Holocaust.

Frankl menemukan bahwa mereka yang bertahan hidup paling lama dalam kamp konsentrasi Jerman bukanlah orang yang memiliki fisik kuat, namun mereka yang mampu memaknai dengan baik segala sesuatu yang dialami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com