Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Pentingnya Keingintahuan bagi Organisasi Maupun Kesuksesan Pribadi

Kompas.com - 10/06/2021, 19:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Arki Sudito*

KOMPAS.com - Pernahkah kamu menekuni hobi baru yang awalnya didorong oleh rasa ingin tahu yang besar? Atau saat ini sukses berbisnis karena awalnya ingin mencari pengalaman baru sehingga berani mengambil risiko?

Bila pernah, maka itu menunjukkan curiosity atau rasa ingin tahu mendorongmu melakukan hal-hal positif. Apa itu rasa ingin tahu?

Rasa keingintahuan adalah salah satu karakter penting, khususnya di era yang penuh dengan perubahan dan ketidakpastian seperti saat ini.

Menurut Todd. B Kashdan, Professor Psikologi George Mason University, bersama rekan-rekannya (2017) dalam publikasi penelitian berjudul The Five-dimensional Curiosity Scale: Capturing the Bandwidth of Curiosity and Identifying Four Unique Subgroups of Curious People, rasa ingin tahu diawali dengan mengenali sesuatu yang baru, tidak pasti, kompleks, dan ambigu.

Kemudian muncul keinginan untuk mengeksplorasi hal tersebut. Rasa ingin tahu ditandai dengan perasaan tertarik terhadap suatu situasi karena ada kesempatan untuk mempelajari hal baru di situasi tersebut.

Pada tahun 2009, Kashdan, Gallagher, Silvia, dan Winterstein dalam penelitian The Curiosity and Exploration Inventory – II: Development, Factor Structure, and Psychometrics mengungkapkan bahwa ada dua dimensi rasa keingintahuan, yaitu stretching dan embracing.

Walau sudah ada penelitian terbaru mengenai lima dimensi keingintahuan, dua dimensi ini masih relevan dan dapat digunakan. Stretching adalah motivasi untuk mencari pengetahuan dan pengalaman baru.

Baca juga: 4 Ciri Orang Rendah Hati

 

Sementara embracing adalah keinginan untuk menerima dengan lapang dada ketidakpastian dan hal-hal tak terduga yang terjadi setiap hari.

Sementara itu, pada tahun 2018, Kashdan dalam artikel What are the Five Dimensions of Curiosity di situs toddkashdan.medium menjelaskan lima dimensi keingintahuan, yaitu:

  1. Joyous exploration yang merupakan bentuk dasar dari rasa ingin tahu: keinginan untuk mencari pengetahuan dan pengalaman baru yang kemudian memunculkan rasa senang belajar dan bertumbuh. Dimensi keingintahuan ini juga yang mendorong seseorang untuk memiliki hobi atau ketertarikan terhadap sesuatu yang baru.
  2. Deprivation sensitivity yaitu rasa cemas dan tegang yang mendorong seseorang untuk memecahkan suatu permasalahan.
  3. Stress tolerance yaitu keinginan untuk menerima keraguan, kebingungan, kecemasan, dan rasa stres lain yang muncul saat mengeksplorasi hal baru yang tak terduga, belum jelas, serta kompleks.
  4. Social curiosity yaitu keingintahuan atas apa yang dipikirkan dan dilakukan orang lain. Rasa ingin tahu ini kemudian mendorong seseorang untuk mengobservasi, mendengarkan dan melakukan percakapan dengan orang lain. Dua jenis social curiosity yaitu overt social curiosity yang mengarah pada ketertarikan atas perilaku orang lain dan covert social curiosity yang lebih mengarah ke gosip, menguping pembicaraan orang lain dan mengintip perilaku seseorang.
  5. Thrill seeking yaitu keinginan untuk mengambil risiko secara fisik, sosial dan finansial untuk mendapatkan pengalaman yang bervariasi, intens, dan kompleks. Seseorang dengan dimensi thrill seeking yang kuat justru merasa bahwa kecemasan mencoba hal baru harus diperkuat, bukan dihilangkan.

Dalam artikel yang sama, berdasarkan penelitian Kashdan dan rekan-rekannya, juga dijelaskan empat tipe individu berdasarkan dimensi-dimensi keingintahuan:

  1. The fascinated, seseorang yang kuat di semua dimensi keingintahuan khususnya joyous exploration.
  2. Problem solvers, yaitu seseorang yang kuat di dimensi deprivation sensitivity, dan sedang (medium) di dimensi yang lain.
  3. Emphatizers, yaitu seseorang yang kuat di dimensi social curiosity, dan sedang (medium) di dimensi lain.
  4. Avoiders, yaitu seseorang yang lemah di semua dimensi, khususnya stress tolerance.

Lalu, apa dampak positif seseorang dengan curiosity tinggi terhadap organisasi tempat mereka bekerja atau berkarya?

Penelitian yang dilakukan Mussel (2013) serta penelitian dari Neubert, Mainert, Kretzschmar dan Greiff (2015) menunjukkan bahwa seseorang dengan rasa ingin tahu yang besar, akan lebih responsif terhadap perubahan organisasi, dan lebih fleksibel untuk beradaptasi dengan strategi dan budaya kerja baru.

Orang tersebut juga lebih tertarik—dan tak mudah frustasi—ketika memiliki kolega baru atau harus menggunakan teknologi baru. Ia akan mencoba memahami, menghargai dan mau mengenal lebih jauh hal-hal baru tersebut.

Baca juga: Meningkatkan Kegigihan dengan Growth Mindset

Pada artikel berjudul The Business Case for Curiosity yang dimuat di Harvard Business Review (2018), Fransesca Gino, Professor of Business Administration di Harvard Business School, mengungkapkan bahwa karyawan dengan keingintahuan yang tinggi akan memberikan dampak positif terhadap performa organisasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com