Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI: Rencana Kenaikan Tarif Dasar Listrik, Pertalite, serta Elpiji 3 KG Harus Ditolak

Kompas.com - 23/04/2022, 08:00 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah disebut berencana menaikkan harga sejumlah kebutuhan energi masyarakat, seperti tarif listrik, pertalite, serta elpiji 3 kg.

Menanggapi rencana tersebut, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan menolak rencana tersebut karena dinilai sebagai teror ekonomi dari negara kepada warga.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Kamis (14/4/2022), hal tersebut disampaikan oleh Pengurus Harian YLKI, Agus Suyatno.

"Rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik, pertalite, hingga elpiji 3 KG, harus ditolak. Pertimbangannya, hal itu mengindikasikan adanya tindakan teror ekonomi yang dilakukan oleh negara kepada warganya," kata Agus.

Selain itu, Agus menjelaskan, pertimbangan lain atas penolakan rencana kenaikan sejumlah komoditas energi itu adalah waktunya yang tidak tepat.

Baca juga: Minyak Goreng Mahal, Penjual Gorengan Takut Naikkan Harga

Menurut Agus, jika kenaikan harga komoditas energi direalisasikan, benteng pertahanan ekonomi rumah tangga masyarakat akan hancur.

"Terutama (setelah) permasalahan meroketnya harga minyak goreng, kenaikan bahan pangan, elpiji non PSO (non subsidi), pertamax, hingga PPN," jelasnya.

Agus menekankan, pemerintah harus mencari jalan keluar yang lebih baik dan cerdas dalam menghadapi kenaikan harga komoditas energi di pasar global, sehingga tak berimbas signifikan kepada masyarakat.

"Jangan hanya mekanisme pasar sebagai jargon untuk menaikkan tarif atau harga. Negara harus hadir untuk membela ekonomi masyarakat, sebab jika hanya tunduk pada mekanisme pasar, lantas apa fungsi dari negara?" tegasnya.

Sebelumnya, pemerintah memberikan sinyal kenaikan harga dasar listrik, pertalite dan solar, serta elpiji 3 kg sebagai strategi dalam menghadapi kenaikan harga komoditas energi di pasar global.

Baca juga: Daftar Harga TinyTan Tamagotchi, Game Hasil Kolaborasi BTS dan Bandai

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, melambungnya harga minyak dunia hingga lebih dari 100 dollar AS per barrel dipengaruhi oleh konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Kenaikan minyak dunia itu turut mengerek harga minyak mentah Indonesia (ICP atau Indonesia Crude Price) mencapai 98,4 dollar AS per barrel pada Maret 2022. Padahal, asumsi APBN 2022 hanya 63 dollar AS per barrel.

Di sisi lain, Contract Price (CP) Aramco yang menjadi harga acuan LPG tercatat sudah mencapai 839,6 dollar AS per metrik ton, jauh dari asumsi awal tahun 2022 sebesar 569 dollar AS per metrik ton.

"Terdapat beberapa strategi dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang," ujar Arifin saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (13/4/2022).

Dalam strategi jangka pendek, tariff adjustment (tarif penyesuaian) akan kembali diterapkan pada tahun ini, setelah sejak 2017 tidak dilakukan penyesuaian tarif. Tariff adjustment akan diterapkan pada 13 golongan pelanggan listrik non subsidi PLN.

Baca juga: PPN Naik, Simak Daftar Harga Paket WiFi Indihome Terbaru April 2022

Pada strategi jangka pendek yakni rencana menaikkan harga elpiji 3 kg. Kenaikan harga bakal diterapkan melalui perubahan formula elpiji 3 kg.

Sementara itu, dalam strategi jangka menengah-panjang, pemerintah berencana melakukan penyesuaian harga pertalite dan solar seiring melambungnya harga minyak dunia.

(Penulis: Yohana Artha Uly | Editor: Erlangga Djumena)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com