KOMPAS.com - Banyak pedagang makanan berskala kecil sedang dilanda dilema akibat melambungnya harga minyak goreng di pasaran.
Di satu sisi, mereka ingin menaikkan harga jual karena meningkatnya biaya produksi akibat tingginya harga bahan baku, termasuk minyak goreng.
Di sisi lain, mereka takut kehilangan pembeli dan kalah saing dengan pedagang lain yang tidak atau belum menaikkan harga jual.
Kondisi tersebut juga yang dirasakan Santi, seorang pedagang gorengan di Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Kamis (14/4/2022), Santi mengatakan, melambungnya harga minyak goreng membuatnya dilema, antara menaikkan harga dagangannya atau tidak.
Baca juga: BLT Minyak Goreng Rp 300.000 Akan Mulai Disalurkan Pekan Depan
Santi menjelaskan, sampai saat ini penjual gorengan lain masih bertahan dengan harga lama, sehingga dia takut bila harus menaikkan harga jual dagangannya.
"Kalau mau bertahan harga lama tidak menutup modal. Kalau mau dinaikkan, itu (penjual gorengan) yang lain masih tetap harganya, jadi bingung," kata Santi.
Begitu juga yang dirasakan Indana, penjual nasi di Pasar Baru Lumajang. Sama seperti Santi, dia juga mengalami kesulitan akibat kenaikan harga minyak goreng.
Indana mengatakan, keuntungannya dari berjualan semakin menipis akibat kenaikan harga minyak goreng.
Indana mengaku rela mengendarai sepeda motor sambil membawa dua jeriken untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga murah.
Baca juga: BLT Minyak Goreng Siap Disalurkan Mulai Pekan Depan, Ini Penerimanya
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.