Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Jelang Kematian, Orang Tak Mampu Mengingat Memori Hidupnya, Ini Kata Pakar

Kompas.com - 03/04/2022, 12:24 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis


KOMPAS.com - Pernahkah Anda berpikir bagaimana kondisi otak seseorang yang sedang menghadapi kematian?

Pertanyaan lainnya, apakah otak tetap bekerja hingga detak jantung melemah?

Menjawab hal tersebut, sebuah penelitian dari University of Tartu Estonia oleh Dr Raul Vicente dan tim merekam aktivitas otak manusia sesaat menjelang kematiannya untuk pertama kalinya.

Ia menggunakan alat continuous electroencephalography (EEG) pada pasien berusia 87 tahun yang menderita epilepsi.

Temuan ini menjadi perbincangan banyak khalayak terutama di bidang medis.

Tanggapan Pakar Unair

Menanggapi penemuan tersebut, Kurnia Kusumastuti, yang merupakan spesialis neurologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) menjelaskan, menjelang kematian seseorang akan melewati step-step penurunan kesadaran.

Baca juga: Apa Penyebab Kanker Otak?

Sehingga saat sudah tidak sadar, pasien tidak akan bisa mengingat memori selama hidupnya yang baik atau buruk.

Menurutnya, penemuan tersebut dilakukan pada seorang pasien yang mati mendadak, di mana kesadarannya menurun secara drastis.

“Saat direkam menggunakan EEG, pasien yang menderita epilepsi terkena serangan jantung dan tidak ada darah yang mengalir ke otak. Sehingga tidak ada step-step jelang kematiannya,” katanya dilansir dari laman Unair.

EEG adalah alat pendeteksi aktivitas gelombang listrik pada otak melalui graph atau gambar.

“Jadi dengan EEG kita bisa melihat fungsi otak yang ditinjau dari kelistrikannya, terdapat pola gelombang listrik normal. Jadi jika ada penyimpangan gelombang, tandanya ada gangguan pada fungsi otak,” tuturnya.

Jelang kematian, gelombang frekuensi listrik pada otak akan melambat.

Normalnya, gelombang otak sebanyak 9-10 gelombang per detik, sedangkan pada orang yang kesadarannya menurun menjelang kematian hanya 2-3 gelombang dalam 1 detik.

Aktivitas listrik pada otak normal diukur dalam satuan microvolt, yaitu 70-100 microvolt. Namun jelang kematian amplitudo otak semakin rendah yaitu kurang dari 2 microvolt.

“Hasil pengamatan EEG otak manusia yang normal dengan yang terkena penyakit epilepsi menunjukkan pola gelombang yang sama, yaitu lebih dari 2 microvolt dan kurang dari 10 microvolt. Namun terlihat perbedaan pola gelombang pada 1-2 jam menjelang kematian,” jelas Kurnia.

Baca juga: Pakar Unair: Begini Aktivitas Otak Saat Menjelang Kematian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com