Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "9 Alasan Mengapa Hidup Kita Terasa Rumit"
KOMPAS.com - Menjadi sederhana adalah hal yang paling rumit saat ini. Dunia senantiasa berubah dan realitas itu sendiri menjadi semakin kompleks. Kita (nyaris) tidak memiliki kendali atas dinamika tersebut.
Hal itu tidaklah mengherankan, sebab hidup itu sendiri adalah serba kemungkinan. Ketidakpastian merajalela dan semua orang mencemaskannya. Perkembangan teknologi tidak berhenti dan mungkin tidak akan pernah berhenti selama manusia bisa berinovasi.
Entah untung atau buntung, tidak ada yang tahu bagaimana kecanggihan teknologi akan memengaruhi masa depan kita. Dan secara paradoksal, semakin mudah kehidupan kita yang ditopang oleh kecanggihan teknologi, semakin banyak pula keperluan yang harus kita penuhi.
Itu seperti perpaduan antara kemudahan dan kesulitan. Dan saya pikir memang begitulah kehidupan (saat ini).
Baca juga: Badai Matahari dan Dampaknya Pada Kehidupan Manusia
Belum lagi pandemi yang seolah-olah tidak akan pernah selesai. Kita seperti dipermainkan oleh seruan "1 minggu lagi" hingga semua ini telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan mungkin akan lebih lama lagi tanpa bisa diprediksi.
Kita semua merasakan kerumitan yang semakin sulit dikendalikan soal kehidupan. Namun, inilah saatnya untuk mengambil jeda, merenung, dan rileks di tengah kepanikan global. Jika kita terus-menerus terlampau sibuk, kita tidak akan pernah berpikir jernih.
Jadi, jika Anda merasa hidup ini terlalu rumit dan tidak terkendali, barangkali saya dapat membantu Anda lewat beberapa alasan yang saya ketahui dapat menghambat kita untuk menjalani kehidupan yang lebih sederhana.
Alasan ini terdengar tidak masuk akal, tetapi demikianlah adanya. Beberapa dari kita melakukan ini secara otomatis, dan karenanya nyaris tidak disadari. Seperti yang dikatakan Konfusius, "Hidup ini sederhana, tetapi kita membuatnya begitu rumit."
Hal-hal sederhana sering disepelekan. Orang lebih senang solusi yang kompleks untuk memecahkan permasalahan mereka, dan menganggap itu lebih banyak menjawab persoalan. Tetapi kenyataannya, kita menyerah pada bias kompleksitas.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.