Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Pertamax, Luhut Beri Kode Bakal Ada Kenaikan Pertalite hingga Elpiji 3 Kg

Kompas.com - 03/04/2022, 11:05 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi jenis Pertamax, efektif berlaku mulai 1 April 2022. Harga Pertamax yang semula berkisar di Rp 9.000 - Rp 9.400 menjadi Rp 12.500 - Rp 13.000.

Namun tidak hanya Pertamax, BBM jenis Premiun dan Pertalite hingga elpiji 3 Kg disebut juga bakal mengalami kenaikan di tahun ini. Hal itu diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan.

"Over all, yang akan terjadi itu Pertamax, Pertalite, Premium belum, gas yang 3 kilo itu (ada kenaikan) bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti September itu bertahap (naiknya) dilakukan oleh pemerintah," ujar Luhut di Bekasi Timur dalam kunjungannya melihat progres LRT, Jumat (1/4/2022).

Baca juga: Luhut Beri Kode Bakal Ada Kenaikan Harga Pertalite, Premium, Elpiji 3 Kg Tahun Ini

Pastikan elpiji 3 Kg naik

Luhut tidak menepis BBM jenis Pertalite bakal naik, namun kebutuhan masyarakat yang sudah dipastikan akan naik adalah elpiji 3 kg.

Purnawirawan Jenderal TNI ini mengatakan, sejak 2007 harga elpiji 3 kg tidak pernah ada perubahan, maka dari itu pemerintah memutuskan bakal menaikkannya namun tetap disubsidi.

"Iya semua akan naik enggak ada yang enggak akan naik. Jadi bertahap kita lakukan. Ada yang disubsidi yang tadi untuk rakyat kecil. Tapi seperti gas 3 kilo ini dari 2007 enggak pernah naik, kan enggak fair juga," ucapnya.

Baca juga: Resmi Naik, Ini Rincian Harga Pertamax di Seluruh Indonesia

Tabung elpiji bersubsidi di Kota Semarang KOMPAS.com/Muchammad Dafi Yusuf Tabung elpiji bersubsidi di Kota Semarang

Alasan kenaikan Pertamax

Sebelumnya, Pertamina mengumumkan kenaikan harga Pertamax di 16 provinsi. Namun, tidak berselang lama, Pertamina merilis kenaikan harga Pertamax di 34 provinsi.

Sedangkan hingga saat ini, BBM subsidi jenis Pertaline belum mengalami perubahan harga atau stabil di harga Rp 7.650 per liter. Adapun porsi konsumsi BBM subsidi mencapai 83 persen, sedangkan porsi konsumsi Pertamax sebesar 14 persen.

Pertamina beralasan kenaikan harga Pertamax disebabkan oleh meningkatnya harga minyak mentah global, terlebih pasca-krisis geopolitik yang belakangan berkembang.

Diketahui Harga minyak dunia melambung tinggi di atas 100 dollar Amerika Serikat per barrel. Hal ini mendorong harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 114,55 dollar AS per barrel atau melonjak hingga lebih dari 56 persen jika dibandingkan dengan periode Desember 2021.

Baca juga: Peran Luhut di Balik Kenaikan Harga Pertamax

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T Pertamina Irto Ginting dalam keterangannya, Kamis (31/3/2022), mengatakan, Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat.

Oleh sebab itu, kata dia, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Irto mengatakan, dengan harga baru Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM nonsubsidi yang lebih berkualitas.

(Sumber:Kompas.com/Ade Miranti Karunia | Editor: Akhdi Martin Pratama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com