KOMPAS.com - Kesemutan adalah salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi pada orang yang terlalu duduk dengan kaki menekuk atau tidur dengan menindih tangan.
Kondisi ini dalam istilah medis disebut parestesia yaitu sensasi berupa tertusuk-tusuk atau mati rasa pada kulit.
Biasanya kesemutan menyeran pada area tertentu seperti kaki dan tangan selama beberapa menit saja.
Meski kesemutan tidak membahayakan bagi sebagian kasus, namun jika mengalami terus-menerus, kesemutan ini bisa jadi tanda atau gejala suatu penyakit.
Baca juga: 6 Penyebab Kesemutan di Kaki dan Tangan, Bisa Jadi Masalah Kesehatan
Banyak hal yang menjadi penyebab kesemutan. Namun umumnya, penyebab kesemutan adalah posisi duduk dan tidur yang terlalu lama.
Hal ini dikarenakan ada tekanan pada bagian tubuh tertentu sehingga aliran darah ke saraf menjadi terhambat, dikutip laman ners Universitas Airlangga.
Dilansir dari ensiklopedia kedokteran MedLinePlus, ada beberapa penyebab kesemutan, yakni:
Selain hal-hal di atas, kesemutan bisa juga disebabkan karena menderita penyakit-penyakit berikut:
Baca juga: Sering Kesemutan? Simak Penyebab dan Cara Mengatasinya
Pada kondisi normal, kesemutan akan menghilang dengan sendirinya jika tekanan pada bagian tubuh tertentu sudah berkurang.
Adapun cara mengurangi tekanan menurut Healthline adalah dengan menggerakkan tubuh. Gerakan yang diciptakan akan meningkatkan aliran darah dan meredakan sensasi mati rasa.
Saat aliran darah mulai membaik, secara perlahan rasa kebas akan menghilang dan tubuh kembali normal.
Misalnya, kesemutan yang terjadi akibat duduk terlalu lama, perlahan akan menghilang saat berdiri dan berjalan sebentar.
Ataupun jika kesemutan disebabkan posisi tidur yang menindih tangan, cobalah untuk menggerak-gerakkan tangan agar aliran darah di tangan kembali lancar.
Namun, jika kesemutan sangat sering terjadi, WebMD merekomendasikan cara berikut untuk mengatasinya:
Baca juga: Sering Kebas dan Kesemutan, Bisa Jadi Pertanda Gangguan Saraf akibat Diabetes
Sementara jika kesemutan terjadi karena beberapa penyakit, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
(Sumber: Kompas.com Penulis Diva Lufiana Putri | Editor Sari Hardiyanto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.