Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan China kepada AS dan Barat Terkait Pasokan Senjata untuk Ukraina

Kompas.com - 12/03/2022, 17:15 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah memasok berbagai jenis senjata ke Ukraina untuk menghadapi invasi Rusia yang telah berlangsung selama dua pekan.

Adapun jenis senjata yang dipasok AS dan sekutunya antara lain, anti-pesawat yang diluncurkan dari bahu, roket anti-tank, dan berbagai jenis senjata lainnya.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken juga telah menyatakan kemajuan penyetujuan proposal untuk mengirim jet tempur MiG-29 Polandia era Soviet bagi angkatan udara Ukraina.

Akan tetapi, pengiriman senjata dari AS dan sekutunya ke Ukraina menimbulkan kekhawatiran dari sejumlah pihak.

Pasalnya, pengiriman senjata dari AS dan sekutunya dapat ditafsirkan Rusia sebagai bentuk intervensi Barat terhadap Operasi Militer Moskwa ke Kyiv.

Baca juga: Bantu Lawan Rusia, Gelombang Pertama Pejuang Asing Tiba di Ukraina

Salah satu negara yang menentang tindakan Barat yang memasok senjata untuk Ukraina adalah China.

Utusan China untuk PBB belum lama ini mengatakan, kiriman senjata ke Ukraina dari Barat secara terus-menerus dalam jumlah besar dapat memperburuk konflik antara Rusia dengan Ukraina.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (8/3/2022), Duta besar China, Zhang Jun, mengeluarkan peringatan tentang bantuan militer dari Barat dan upaya Ukraina untuk memperkuat perlawanan melalui "legiun internasional".

"Mengimpor senjata ofensif ke Ukraina dan mengirim tentara bayaran, dapat memperburuk situasi dan menciptakan risiko yang semakin besar," kata Zhang.

"Setiap tindakan yang kondusif untuk meredakan situasi di bawah penyelesaian politik akan menerima dukungan China," imbuhnya.

Baca juga: Alasan Rusia Melakukan Gencatan Senjata di Dua Kota Ukraina

"Setiap tindakan yang tidak kondusif untuk mempromosikan solusi diplomatik, dan yang pada dasarnya mengobarkan api, yang mengarah pada eskalasi, akan ditentang oleh China," lanjut Zhang.

Selain itu, Zhang juga menyampaikan keberatan Beijing terhadap sanksi global terhadap ekonomi Rusia. Dia mengatakan, tindakan itu justru dapat merugikan negara lain.

Kekhawatiran China

Sejak Putin mengeluarkan perintah untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022, Beijing telah secara terbuka mempertahankan posisi yang digambarkan oleh beberapa analis sebagai "netralitas pro-Rusia".

China menolak mengutuk kekerasan sambil mengambil pandangan bahwa AS dan NATO adalah "penghasut".

Seperti di Rusia, China pun berhati-hati dalam memberi pernyataan dan menghindari penggambaran situasi konflik sebagai "invasi" atau bahkan "perang".

Baca juga: Surati Google, Rusia Desak agar Pemblokiran Kanal YouTube Media Pemerintah Dibuka

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com