Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Harga Mi Instan dan Bunga Kredit Bisa Naik

Kompas.com - 05/03/2022, 08:48 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Perang Rusia dan Ukraina yang sudah memasuki hari ketujuh bisa berdampak bagi perekonomian Indonesia.

Beberapa di antaranya adalah kemungkinan kenaikan harga mi instan. sebab, sebagian besar bahan baku mi instan adalah gandum yang diimpor dari Ukraina.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir dari BBC Indonesia, Indonesia mendapat pasokan gandum dari Ukraina sebanyak 2,96 juta ton atau 27 persen dari total 10,29 ton pada 2020.

Ukraina disebut sebagai pemasok gandum terbesar bagi Indonesia. Sebaliknya, untuk Ukraina, Indonesia adalah negara tujuan ekspor terbesar kedua di dunia setelah Mesir.

Sementara di sisi lain, mi instan yang berbahan gandum adalah makanan yang sebagian besar dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Baca juga: Daftar Perusahaan Dunia yang Setop Bisnisnya di Rusia, Imbas Perang Rusia-Ukraina

Masyarakat Indonesia adalah konsumen mi instan terbesar kedua di dunia dengan total 12,6 miliar porsi pada 2020.

"Dampaknya (perang Rusia-Ukraina) harga (mi instan) bisa naik. Berat bersih produk berkurang, atau menurunkan kualitas," kata Direktur Center of Economic and Law Studes (Celios) Bhima Yudhistira dilansir BBC Indonesia.

Menurut Bhima, Indonesia bisa saja mencari alternatif produsen gandum lain, namun itu akan memakan waktu lama untuk bisa memunuhi kebutuhan gandum.

Harga gandum secara global mengalami kenaikan 5,35 persen atau 9,84 dolar AS (Rp 141.373) per gantang setelah Ukriana diinvasi Rusia. Kenaikan terrsebut merupakan yang tertinggi sejak 2008.

Bunga kredit naik

Selain harga gandum, konflik Rusia-Ukraina juga berpengaruh pada ekonomi global, yakni kenaikan inflasi.

Bhima memperkirakan bunga pinjaman juga terpengaruhi oleh situasi di Ukraina.

Kenaikan nnflasi menyebabkan biaya pinjaman naik, sehingga akan ditanggung oleh konsumen.

"Konsumen juga menanggung misalnya pada kredit kendaraan bermotor yang naik, KPR juga akan lebih mahal, jadi konsekuensinya ke sana," ujar Bhima.

Indikasi-indikasinya pun terlihat di tataran global, misalnya dengan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat menjadi tiga hingga empat kali dan inflasi tinggi di negara-negara maju.

Yang harus dilakukan Indonesia

Ada sejumlah hal yang dinilai Bhima bisa dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengurangi dampak ekonomi perang Rusia-Ukraina di dalam negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com