KOMPAS.com - Ratusan tentara Rusia disebut menolak untuk menyerang atau berperang dengan Ukraina.
Dilansir dari The Wall Street Journal melalui KOMPAS.com, sejumlah tentara yang menolak berperang bahkan melarikan diri dari posnya sejak invasi Rusia dimulai.
"Begitu banyak orang tidak ingin bertarung," kata pengacara asal Rusia, Mikhail Benyash.
Benyash mewakili belasan anggota Garda Nasional Rusia, pasukan yang biasanya digunakan untuk mengadang aksi protes di Rusia.
Belasan orang itu diberhentikan dari pekerjaannya karena menolak untuk turut serta dalam invasi ke Ukraina.
Baca juga: Rusia Putus Aliran Gas di Belanda, Denmark, dan Jerman
Dilansir dari Guardian melalui KOMPAS.com, setidaknya 115 Garda Nasional Rusia disebut mengalami pemecatan akibat menolak berperang.
Gugatan yang mereka ajukan untuk menentang pemecatan pun ditolak oleh pengadilan Rusia. Hakim menyebut, pemecatan mereka dibenarkan karena "menolak melakukan tugas resmi".
Benyash mengatakan bahwa tentara yang menolak berperang telah dipecat tetapi tidak dituntut secara pidana karena Rusia belum secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina.
Seperti yang diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan invasi tersebut sebagai "operasi militer khusus".
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Kamis (2/6/2022), Benyash mengungkapkan, dia menerima permintaan bantuan hukum lebih dari 1.000 anggota layanan dan karyawan badan Rusia yang mengawasi kepolisian domestik.
Baca juga: McDonalds di Rusia Akan Ganti Nama Agar Tetap Bisa Beroperasi
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.