Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MSG Disebut Lebih Sehat daripada Garam dan Gula, Ini Kata Ahli Gizi

Kompas.com - 15/04/2024, 21:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan bernarasi micin atau monosodium glutamate (MSG) lebih sehat daripada garam dan gula, beredar di media sosial.

Unggahan itu dibagikan akun media sosial X atau Twitter @FOODFESS2 pada Minggu (14/4/2024).

Dalam ungahannya, warganet menyebutkan bahwa MSG lebih sehat dari gula dan garam. Selain itu, bumbu masakan yang juga dikenal sebagai micin ini tidak memberikan efek buruk bagi tubuh.

"Guys katanya framing buruk tentang micin tuh gak bener dan katanya micin lebih sehat dibanding garam dan gula. Pls enlighten sender dong fess," tulisnya.

Lantas, benarkah micin atau MSG lebih menyehatkan daripada garam dan gula?

Baca juga: MSG, Tepung, dan Gula Disebut sebagai Musuh Rahim, Benarkah?


MSG terbuat dari bahan aman

Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo menjelaskan, MSG sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh.

"Sepanjang tidak digunakan berlebihan atau alergi, tidak pernah orang keracunan MSG," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/4/2024).

Menurutnya, MSG terbuat dari sari tetes tebu dan bukan dari zat berbahaya. Bumbu ini bahkan mengandung natrium yang lebih rendah dari garam, sekitar 28-30 persen. 

Dia menyatakan, garam lebih tinggi natrium daripada MSG. Karena itu efeknya lebih berbahaya bagi tubuh. Dia juga menampik anggapan bahwa MSG menyebabkan efek negatif bagi kesehatan.

Namun, Toto menuturkan, MSG tidak dapat menjadi pengganti dari gula. Karena itu, klaim MSG lebih sehat daripada gula tidak benar.

"Gula kan hanya sebagai penyedap, sama seperti MSG juga. Tapi kalau pemakaian MSG akan mengurangi pemakaian garam," katanya.

Baca juga: 3 Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan, Bisa Memicu Kematian Dini

Toto menjelaskan, makan garam dan minyak jelantah berlebihan akan lebih berbahaya bagi kesehatan daripada konsumsi MSG.

Menurutnya, terlalu banyak makan garam yang tinggi natrium dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

"Tetapi kalau pemakaian MSG, sepanjang konsisten untuk penyedap itu tidak ada efeknya apa-apa," tambahnya.

Toto menyebutkan, pemakaian MSG pada makanan lebih mudah diukur sehingga tidak berlebihan. Jika kebanyakan MSG, makanan akan terasa tidak enak.

Kondisi ini berbeda dari makanan yang diberi garam terlalu banyak. Makanan keasinan dapat diatasi dengan menambah gula, begitu pula sebaliknya.

Baca juga: Gula Vs MSG, Manakah yang Lebih Berbahaya?

Efek MSG bagi tubuh

MSG produksi SasaVetsin Micin MSG produksi Sasa
Terpisah, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Ali Khomsan menyatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan MSG sebagai makanan yang aman.

"Dengan cita rasa yang gurih, MSG seolah bisa menggantikan campuran gula dan garam. Ini yang mengakibatkan membubuhkan MSG sedikit saja dapat menimbulkan rasa seperti membubuhkan garam dan gula yang banyak," jelas dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Ali mengungkapkan, ada penelitian yang menyebut konsumsi MSG berlebihan dapat menimbulkan Chinese Restaurant Syndrome atau Sindrom Restoran China.

Sindrom ini disebut menimbulkan perasaan tidak nyaman, kaku, dan pusing.

Selain itu, penelitian lain pada anak ayam menemukan konsumsi MSG menimbulkan efek linglung.

"Tapi sekali lagi, dosis yang diberikan cukup banyak sehingga menyebabkan anak ayam itu menjadi linglung," katanya.

"Karena MSG itu meskipun dikonsumsi, tapi tetap diperhatikan konsumsi berlebihan itu tidak dianjurkan. Membubuhkan MSG berlebihan justru akan menimbulkan cita rasa tidak enak," imbuh dia.

Baca juga: Alasan Penderita Darah Tinggi Perlu Membatasi Asupan Garam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

Tren
Skandal Burning Sun, Sisi Gelap di Balik Gemerlap Kpop

Skandal Burning Sun, Sisi Gelap di Balik Gemerlap Kpop

Tren
10 Kecelakaan Pesawat Tragis yang Renggut Nyawa Pemimpin Negara

10 Kecelakaan Pesawat Tragis yang Renggut Nyawa Pemimpin Negara

Tren
Kata Media Asing soal Elon Musk Datang ke Indonesia

Kata Media Asing soal Elon Musk Datang ke Indonesia

Tren
Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Meninggal Kecelakaan Helikopter

Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Meninggal Kecelakaan Helikopter

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com