KOMPAS.com - Kumis kucing adalah bagian tubuh yang menjadi alat sensorik canggih bagi mereka ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Dikutip dari laman Live Science, kumis kucing adalah rambut taktil sangat sensitif yang tumbuh di moncong kucing.
Rambut ini juga tumbuh di atas mata dan di tempat lain di tubuh kucing, seperti telinga, rahang, dan kaki depan. Di akar setiap rambut panjang dan kaku ini terdapat folikel yang berisi saraf.
Baca juga: 4 Tips Sederhana Merawat Kucing Toyger Kesayangan Anda
Dengan menyapukan kumisnya pada suatu benda, kucing dapat mendeteksi lokasi, ukuran, dan tekstur benda tersebut dengan tepat, bahkan dalam kegelapan.
Fitur ini terbukti sangat berguna bagi kucing yang mencoba mengukur apakah ia dapat masuk ke dalam ruang sempit.
Kumis juga dapat mendeteksi perubahan arus udara, membantu kucing mendeteksi bahaya yang mendekat, dan digunakan sebagai alat komunikasi.
Baca juga: Cara Mengakrabkan Kucing dan Anjing Peliharaan, Berikut Tahapannya
Kumis kucing memiliki fungsi yang cukup unik dari hanya sekedar penghias wajah, berikut adalah yang paling umum:
Fungsi utama kumis kucing adalah sebagai indera peraba. Folikel tempat tumbuhnya rambut dikelilingi oleh sel-sel sensorik, menurut PetMD.
Sel-sel ini mengirimkan informasi sentuhan yang mirip dengan sinyal yang dikirimkan ujung jari manusia ke otak.
Sel-sel sensoriknya distimulasi oleh getaran terkecil pada bulu, sehingga kucing tidak hanya merasakan benda padat, tetapi juga merasakan aliran udara dari gerakan di dekatnya.
Baca juga: 7 Cara Aman Mengenalkan Bayi kepada Kucing Peliharaan
Beberapa sel folikel kumis kucing juga memiliki kemampuan proprioseptif, yakni cara gravitasi menarik bulu akan memberi tahu kucing bagaimana orientasinya terhadap tanah.
Ini sangat penting bagi hewan ketika jatuh dari ketinggian, dan menjadi salah satu alasan mengapa kucing selalu mendarat dengan kakinya.
Ada bukti yang menunjukkan bahwa kumis kucing mungkin terlibat dalam komunikasi dengan kucing lain atau bahkan kepada pemilik yang paham bahasa tubuh kucing.
Otot-otot kecil di sekitar pangkal kumisnya memungkinkan kucing yang stres mengarahkan kumisnya ke arah potensi ancaman dan rileks saat mereka merasa puas.
Kucing yang merasa tidak enak badan mungkin akan menarik kumisnya ke belakang sambil meringis.
Baca juga: 9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan