Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara agar Kampas Rem Tidak Mudah Terbakar Saat Mudik Lebaran

Kompas.com - 07/04/2024, 19:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kampas rem mobil yang terbakar saat mudik Lebaran tidak hanya menimbulkan bau tak sedap, tapi juga bisa menimbulkan bahaya. 

Oleh karena itu perlu pengecekan sebelum berangkat dan memperhatikan penggunaanya, terutama apabila terkendala macet. 

Lalu, apa yang menyebabkan kampas rem terbakar dan bagaimana cara mengatasinya?

Baca juga: KA Sancaka Yogyakarta-Surabaya Macet di Sragen, KAI Ungkap Ada Masalah Rem


Penjelasan ahli

Ahli otomotif dan dosen teknik mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jayan Sentanuhady mengatakan, kampas rem yang terbakar terjadi apabila gesekan antara metal dan kampas rem terjadi secara terus menerus.

Kondisi ini lama kelamaan akan menimbulkan panas tinggi yang mengkompensasi perubahan gaya kinetik menjadi panas.

Sementara itu, panas yang dibangkitkan akibat gaya gesek sebanding dengan beban, kecepatan, dan durasi pengereman pada mobil.

“Jadi kampas rem yang terbakar terjadi karena temperatur tinggi. Kondisi ini adalah hasil kombinasi dari durasi pengereman yang lama, beban kendaraan yang berat, dan kecepatan tinggi,” ungkap Jayan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/4/2024).

Di sisi lain, hampir semua kampas rem, bila dalam kondisi panas akan kehilangan gaya gesek atau daya cengkeramnya.

Karena kehilangan gaya cengkram, pengemudi akan menginjak rem lebih dalam. Padahal, panas yang dibangkitkan juga menjadi lebih tinggi dan membuat kampas rem semakin panas.

Akibatnya, kampas rem akan terbakar dengan ciri bau gosong dan keluarnya asap, bahkan sampai ada yang mengeluarkan api.

Baca juga: Viral, Video Modus Rem Berasap di Puncak Bogor, Ini Kata Polisi

Tips mengatasi kampas rem agar tidak mudah terbakar

Apabila pemudik mengalami hal ini, Jayan menyarankan untuk sebisa mungkin mengurangi beban yang ada pada kendaraan.

Namun, apabila hal tersebut tidak mungkin dilakukan, maka ia menyarankan kepada pemudik untuk tidak mengemudikan mobil dalam kecepatan terlalu tinggi.

Selain itu, pemudik juga disarankan untuk menghindari durasi pengereman yang terlalu lama agar kampas rem tidak mudah terbakar.

Lalu, ketika keluar asap dan bau gosong dari kampas rem, pemudik disarankan berhenti terlebih dahulu selama 30-60 menit untuk mendinginkan rem.

“Apabila kampas rem sudah terbakar di semua sisi, disarankan untuk mengganti kampas rem baru rekomendasi pabrikan,” ungkap Jayan.

Menurut Jayan, ketika kampas rem akan diganti, ia menyarankan agar menggunakan kampas rem yang bagus dan rekomendasi dari pabrikan.

Jayan juga menyarankan untuk tidak menggunakan kampas rem abal-abal atau palsu dari produsen yang tidak jelas.

Jayan berpendapat, kampas rem yang seperti ini akan lebih mudah terbakar dan dapat membahayakan keselamatan.

Baca juga: Ini Kesalahan Sopir yang Kerap Dilakukan Saat Melalui Jalan Menurun hingga Sebabkan Rem Blong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com