Namun meski isinya absurd, Andreas menjelaskan, emosi yang dirasakan seseorang saat tidur sampai menimbulkan mimpi memiliki jalur yang jelas.
Dia mengungkapkan, isi mimpi biasanya merepresentasikan pengalaman dan perasaan yang benar-benar pernah dialami orang tersebut.
"Bisanya menggambarkan status emosi sebelum tidur. Cuma isinya bisa tidak berhubungan." imbuhnya.
Andreas mencontohkan, orang yang sebelum tidur merasa dikejar-kejar pekerjaan dapat memiliki mimpi yang membuatnya merasa dikejar-kejar.
Lebih lanjut, Andreas menyatakan, relaksasi sebelum tidur dapat mencegah mimpi buruk.
"(Caranya) sederhana, relaksasi sebelum tidur," kata dia.
Andreas menyarankan, orang yang akan tidur untuk merelaksasikan tubuh dan pikirannya.
Misalnya, orang yang akan tidur dapat memutar lagu-lagu tenang favoritnya, makan, membaca, ataupun menonton tayangan selain horor.
Cara ini, menurut Andreas, dapat menghilangkan pengalaman atau perasaan negatif yang dimiliki sebelum tidur.
Jika pikiran bersih, maka mimpi buruk tidak akan melanda saat tidur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.