Jika sedang hamil, konsumsi ikan hiu yang mengandung timbal juga bisa memengaruhi kesehatan anak, termasuk otak, ginjal, dan sistem sarafnya.
Baca juga: 8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?
Alasan lain untuk memikirkan kembali sebelum menyantap daging dan sirip hiu adalah tingginya kadar urea yang dikeluarkan dari kulit hewan ini.
Urea adalah limbah nitrogen utama dari ikan laut. Zat ini mengandung nitrogen tidak beracun guna mencegah ikan mengering di air asin, yang juga dikeluarkan manusia melalui urine.
Setelah hiu dibunuh dan dikeluarkan dari air, akan terjadi pembusukan yang menguraikan urea dalam ikan hiu menjadi amonia.
Akibatnya, daging hiu akan cenderung berbau seperti amonia, bau tajam yang khas mirip air kencing manusia.
Baca juga: 5 Jenis Ikan Terbaik Pilihan Ahli untuk Menyehatkan Otak, Apa Saja?
Efek samping makan daging dan sirip hiu tidak hanya dirasakan kesehatan dalam jangka panjang, tetapi juga keberlangsungan ekosistem di bawah permukaan laut.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (25/1/2024), hiu secara tidak langsung ikut menjaga keseimbangan jaring makanan.
Sebagai predator puncak, hiu berperan penting dalam ekosistem dengan menjaga spesies di bawahnya tetap berada dalam rantai makanan. Kondisi ini menjadi indikator kesehatan.
Dengan menghilangkan hewan yang lemah dan sakit, hiu menjaga habitat padang lamun dan terumbu karang.
Jika hiu menghilang dari ekosistem terumbu karang, jumlah ikan predator sedang seperti kerapu akan bertambah dan memangsa herbivora.
Saat jumlah herbivora berkurang, makroalga akan berkembang dan karang tidak dapat lagi bersaing.
Imbasnya, ekosistem menjadi didominasi oleh alga yang dapat memengaruhi kelangsungan sistem terumbu di bawah laut.
Baca juga: 8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.