Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Binaragawan AS Terkena Penyakit Jantung Diduga karena Minum Air Dingin

Kompas.com - 27/03/2024, 10:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang binaragawan dari Houston, Amerika Serikat, Franklin Aribeana (35) terkena penyakit jantung dan hampir meninggal diduga karena minum air dingin.

Kondisi langka ini membawanya ke rumah sakit lebih dari 20 kali selama periode 15 tahun sebelum Aribeana menyadari bahwa dirinya memerlukan operasi jantung.

Keadaan langka yang dialaminya ini dimulai pertama kali saat ia berusia 18 tahun pada 2007.

Saat itu, ia meminum air dingin ketika berada di lapangan golf dan dalam keadaan sedang musim panas. Aribeana mendadak pingsan usai minum air tersebut.

“Saat saya meminum airnya, dada saya terlihat berdebar dan belum pernah mengalaminya sebelumnya,” ujar Aribeana, dikutip dari ABC13.

Bolak-balik ke rumah sakit

Setelah peristiwa pingsan tersebut, ia sering bolak-balik masuk rumah sakit dan melakukan rawat jalan selama bertahun-tahun.

Ia juga pernah dilaporkan pingsan setelah meminum es usai berolahraga di gym. Saat itulah ia mulai menyadari dan merasakan jantungnya mulai berdebar kencang.

“Usai meminum air dingin dan kembali duduk, saya merasakan bunyi jantung yang semakin berdebar,” kata Aribeana.

Ahli penyakit jantung di Texas Medical Center, Khashayar Mematpour, mengatakan, kondisi Aribeana memang jarang terjadi.

Baca juga: Riwayat Sakit Donny Kesuma Sebelum Meninggal, Idap Penyakit Jantung sejak 2015


Kaitan minum air dingin dengan penyakit jantung

Mematpour berpendapat, ketika air dingin mengenai bagian belakang tenggorokannya, hal itu mengiritasi saraf vagus yang menghubungkan otak ke jantung.

Air dingin dapat memicu peningkatan aktivitas saraf vagus karena dapat mengaktifkan respons yang disebut dengan ‘refleks menyelam’.

Hal ini umumnya dipicu oleh paparan air dingin ke kulit. Meskipun demikian, kasus ini juga dapat terjadi pada air dingin yang diminum dan melewati tenggorokan.

Refleks tersebut memicu perlambatan detak jantung untuk membantu menghemat oksigen dan mengencangkan pembuluh darah di ekstremitas, seperti tangan dan kaki, yang mengarahkan darah ke organ vital.

Biasanya, perubahan ini hanya berlangsung sebentar dan hilang segera setelah seseorang tidak lagi terkena air dingin.

Namun pada orang dengan kondisi medis tertentu, seperti bilik jantung yang membesar, refleks tersebut dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com