Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Sebut Samudra Atlantik Akan Hilang, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 24/03/2024, 16:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian yang dirilis dalam Jurnal Geology menyebutkan, Samudra Atlantik mempunyai kemungkinan hilang di masa depan.

Studi yang dipublikasikan pada Selasa (13/2/2024) dengan judul "Gibraltar subduction zone is invading the Atlantic" menunjukkan bahwa zona subduksi berpotensi melenyapkan samudra tersebut, dikutip dari Unilad.

Sebagai informasi, zona subduksi merupakan proses ketika dua lempeng, baik antarlempeng benua maupun samudra saling bertumbukan.

Nantinya, lempeng yang lebih tebal akan menujam ke bawah lempeng yang lebih tipis, dikutip dari Kompas.com, Senin (21/3/2022).

Kedua lempeng tersebut, lempeng Afrika dan lempeng Eurasia, ditemukan di bawah Selat Gibraltar, antara Maroko dan Spanyol.

Ketua tim peneliti sekaligus profesor tektonik di Fakultas Sains Universitas Lisbon, Portugal, Joao Duarte mengatakan, proses subduksi tersebut saat ini terjadi dengan sangat-sangat lambat.

Ilmuwan memprediksi, hilangnya Samudra Atlantik akan membutuhkan waktu sekitar 20 juta tahun lagi.

Namun, Duarte dan rekan-rekannya telah memperingatkan, apabila “zona subduksi baru” terbentuk, maka zona tersebut dapat menelan seluruh lautan.

Baca juga: Misteri Suara Dentuman Berirama dari Kapal Selam Titan yang Tenggelam di Samudra Atlantik


Prakiraan pembentukan subduksi

Meskipun akan terjadi dalam waktu yang sangat lama, namun tim dari Duarte menggunakan pemodelan komputer untuk mensimulasikan kehidupan zona subduksi dan mengantisipasi perkembangannya di masa depan.

Berdasarkan hasil penilaian teknologi, saat lempeng Afrika telah sepenuhnya menunjam ke bawah lempeng Eurasia, zona tersebut akan mulai bergerak ke arah barat.

Hal ini akan menyebabkan lahirnya sistem subduksi Atlantik baru yang diberi nama “Cincin Api”, dilansir dari News18.

“Zona subduksi inilah yang menyebabkan lautan menutup, dengan menarik dasar laut kembali ke dalam mantel, sehingga menyatukan benua-benua,” ungkap Duarte.

Saat ini, zona subduksi di bawah Selat Gibraltar memiliki panjang sekitar 201 kilometer. Namun, di masa yang akan datang, panjangnya dapat bertambah hingga sekitar 804 kilometer.

Baca juga: Cerita Pria Bertahan Hidup Saat Terombang-ambing 35 Jam di Samudra Atlantik

Mengenal Samudra Atlantik

Samudra Atlantik merupakan perairan yang menutupi seperlima permukaan Bumi dan memisahkan benua Eropa dan Afrika di bagian timur, dan Amerika Utara dan Selatan di bagian barat, dikutip dari Britannica.

Nama Atlantik berasal dari mitologi Yunani, yang berarti “Laut Atlas.” Karena memisahkan empat benua, Samudra Atlantik menjadi samudra terluas kedua di dunia setelah Samudra Pasifik.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com