Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demak-Kudus Dilanda Banjir Besar, Benarkah Selat Muria Bisa Muncul Kembali?

Kompas.com - 20/03/2024, 20:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Hal tersebut berbeda dengan pembentukan suatu selat.

Menurutnya, pembentukan selat memerlukan proses geologis berupa pembentukan cekungan laut (sea-basin subsidence) yang membutuhkan waktu hingga jutaan tahun.

"Suatu selat akan terbentuk secara geologis, yaitu apabila kerak Bumi di kawasan tersebut mengalami peregangan (rifting) dan penurunan (subsidence) secara tektonis," kata Salahuddin.

Hingga saat ini, Salahuddin melaporkan bahwa indikasi awal proses tektonis tersebut masih belum terlihat.

Atas dasar itu, dapat disimpulkan bahwa Selat Muria tidak akan terbentuk kembali dalam skala waktu manusia.

Baca juga: Update Banjir Demak: Ketinggian Air dan Daerah yang Terdampak

Penyebab Selat Muria menghilang

Ia memaparkan, Selat Muria menghilang karena tingginya laju erosi rangkaian perbukitan di selatan Selat Muria, yaitu Lajur Perbukitan Kendeng dan Lajur Perbukitan Rembang.

"Lajur Perbukitan Kendeng dierosi oleh Sungai Tuntang dan Sungai Serang yang bermuara ke ujung barat Selat Muria, keduanya membentuk dataran rendah Demak di sekitar abad 15-16 Masehi," ujarnya.

Seiring mendangkalnya Selat Muria, kata Salahuddin, terbentuklah Sungai Juwana yang mengaliri ujung timur selat tersebut, kemudian menangkap sedimen hasil erosi Perbukitan Rembang.

Aksi ketiga sungai utama ini menyebabkan pendangkalan dan hilangnya Selat Muria.

Baca juga: Mengapa Banjir di Demak Sulit Surut? Ini Penjelasan dari Ahli

Selanjutnya, proses sedimentasi oleh sungai umumnya berlangsung efektif ketika terjadi banjir yang mengakibatkan endapan sedimennya ditumpuk sebagai dataran limpas banjir.

"Secara geomorfologi atau bentuk rupa Bumi, kawasan Demak-Pati-Juwana merupakan morfologi dataran banjir ketiga sungai di atas. Jadi dapat dikatakan, bila Sungai Tuntang, Sungai Serang, dan Sungai Juwana tidak banjir, maka Selat Muria akan ada hingga saat ini," kata Salahuddin.

Karena ketiga sungai tersebut kerap banjir, kata Salahuddin, maka Selat Muria menghilang dan menjadi dataran rendah Demak-Pati-Juwana, seperti yang terjadi saat ini.

Berdasarkan reka catatan sejarah, diperkirakan Selat Muria menghilang sekitar abad 10-18, dengan kecepatan pertumbuhan garis pantai diperkirakan mencapai 40 meter per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com