Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Surat Peringatan Belum Lapor SPT Tahunan Diancam Sanksi 89 Persen, DJP: Itu Penipuan

Kompas.com - 11/03/2024, 10:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lini masa media sosial ramai memperbincangkan surat peringatan yang menyebut wajib pajak belum melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.

Topik tersebut dibuat oleh akun media sosial X (dulu Twitter) @ae_rich_and_esu, Jumat (8/3/2024) petang.

Tampak dalam unggahan, sebuah tangkapan layar email yang memuat pemberitahuan kurang bayar serta pelaporan SPT Tahunan.

Surat tersebut menyampaikan, wajib pajak belum memenuhi kewajiban membayar pajaknya di SPT masa bulanan dan belum melaporkan SPT Tahunan sejak 2022 sampai Januari 2024.

Surat itu juga menuding wajib pajak lalai dan sengaja mangkir dari pembayaran pajak bulanan serta laporan SPT Tahunan, sehingga akan diberikan sanksi administrasi final.

"Segera lakukan pembayaran pajaknya dan melaporkan SPT Tahunan di kantor pajak di daerah pajak setempat atau klik agar tidak dikenakan sanksi administrasi sebesar 89 persen," tulisnya.

Pesan turut menuliskan, wajib pajak yang tidak mengonfirmasi hingga tanggal tertentu akan dikenakan biaya Rp 15 juta per bulan keterlambatan serta penonaktifan nomor pokok wajib pajak (NPWP).

Lantas, benarkah surat peringatan tersebut berasal dari Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu)?

Baca juga: Cara Lapor SPT Tahunan Online via E-Filing, Terakhir hingga 31 Maret 2024


Penjelasan DJP Kemenkeu

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu Dwi Astuti menegaskan, pihaknya tidak pernah membuat surat peringatan seperti dalam unggahan.

"Setelah ditelusuri lebih lanjut, DJP tidak pernah membuat surat seperti yang beredar di media sosial X (Twitter) tersebut," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/3/2024).

Menurutnya, DJP Kemenkeu hanya mengirimkan email resmi dengan menggunakan domain atau akhiran "@pajak.go.id" kepada para wajib pajak.

"Apabila masyarakat menerima email selain dari domain @pajak.go.id, maka dapat dipastikan bahwa email tersebut merupakan penipuan yang mengatasnamakan DJP," imbuhnya.

Dwi menerangkan, kebanyakan email modus penipuan menyamarkannya dengan membuat email serupa, seperti berakhiran "@pajakk.go.id", "@pajjak.go.id", atau "@pajaak.go.id".

Penipu juga kerap menambahkan huruf tertentu agar domain email tampak semirip mungkin dengan milik DJP.

Dwi pun berharap, masyarakat dapat lebih teliti lagi dalam menerima email-email modus penipuan seperti pada unggahan.

Jika masih ragu, menurutnya, masyarakat dapat mengonfirmasi terlebih dahulu ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdaftar.

Konfirmasi dapat dilakukan dengan cara menghubungi kontak yang tercantum dalam situs resmi https://pajak.go.id/id/unit-kerja.

"Dan melaporkan segala bentuk penipuan melalui saluran pengaduan resmi DJP," kata Dwi.

"Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada apabila menerima email serupa dikarenakan maraknya modus penipuan yang mengatasnamakan DJP," imbuhnya.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Lupa EFIN secara Online untuk Lapor SPT Tahunan 2024

Halaman:

Terkini Lainnya

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Tren
5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

Tren
Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com