Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kulit Ikan Bisa Menyembuhkan Luka? Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 08/03/2024, 18:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikan dikenal sebagai salah satu makanan yang kaya akan nutrisi dan sumber asam lemak omega 3.

Bukan hanya dagingnya yang bermanfaat, kulit ikan juga disebut mampu menyembuhkan luka lecet dan bakar.

Penggunaan kulit ikan untuk mengobati luka ini pernah ditampilkan dalam serial One Piece Live Action yang tayang dalam Netflix.

Dalam serial itu, karakter Zeff yang menutupi luka Roronoa Zoro dengan kulit ikan.

Luka itu didapatkan usai Zoro kalah bertarung melawan salah satu pendekar pedang terkuat di dunia, Dracule Mihawk.

Lantas, benarkah kulit ikan bisa sembuhkan luka?

Baca juga: 7 Suplemen Terbaik untuk Menjaga Kulit Tetap Awet Muda

Penjelasan dokter

Dokter Spesialis Kulit RS Moewardi Solo, Jawa Tengah, Dr dr M Eko Irawanto, Sp.KK. FINSDV, FAADV membenarkan, kulit ikan memang bisa menyembuhkan luka.

Menurutnya, hal ini berkaitan dengan sifat antiinflamasi dan antibakteri yang ada pada kulit ikan.

"Dalam penyembuhan luka normal, awalnya terjadi proses inflamasi (peradangan). Akan tetapi, sifatnya sementara untuk dilanjutkan tahap penyembuhan berikutnya," kata Eko saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/3/2024).

Ia menuturkan, jika fase inflamasi memanjang, akan terjadi luka kronis yang sulit untuk disembuhkan.

Fase inflamasi yang memanjang ini salah satunya disebabkan oleh adanya bakteri.

"Dengan sifat kulit ikan sebagai antiiflamasi dan sebagai antibakteri, akan membantu proses penyembuhan luka," ujarnya.

Eko menjelaskan, kulit ikan nila menjadi pilihan yang terbaik untuk proses penyembuhan luka.

Dalam sebuah penelitian, ia menyebutkan bahwa tak ada efek samping yang dicatat selama pengobatan menggunakan kulit ikan nila.

"Tapi diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui efek samping yang bisa muncul," jelas dia.

Baca juga: Makan Wortel Terlalu Banyak Disebut Bikin Kulit Kuning, Begini Kata Dokter

Dalam tinjauan dari sejumlah penelitian yang diterbitkan pada 2023 dalam jurnal National Library of Medicine menunjukkan, kandungan lemak omega-3 dengan konsentrasi asam docosahexaenoic (DHA) dan asam eicosapentaenoic (EPA), berhubungan dengan sifat antimikroba dan antiinflamasi, bahkan terhadap Staphylococcus aureus.

Diketahui, penggunaan kulit ikan memiliki penyembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan metode lainnya.

Penggunaan kulit ikan juga menawarkan biaya lebih hemat, terutama untuk penyembuhan luka bakar.

Keunggulan lain dari pengguna kulit ikan adalah tidak membawa risiko penularan penyakit virus, sehingga tidak memerlukan pemrosesan yang keras dengan deterjen yang kuat.

Baca juga: Sering Makan Wortel Disebut Buat Kulit Jadi Gelap, Ini Penjelasan Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com