Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bahan Pokok Naik, OJK Ungkap Modus Penipuan yang Rawan Jelang Ramadhan

Kompas.com - 05/03/2024, 18:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai berbagai modus penipuan menjelang Ramadhan 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, hal tersebut seiring dengan kebutuhan masyarakat yang cenderung meningkat.

Menurutnya, mendekati bulan puasa dan Hari Raya, masyarakat Indonesia kerap disibukkan dengan kebutuhan baju baru, perlengkapan baru, serta persiapan pulang kampung.

"Memang seperti itu, kemudian modus-modus penipuan ini akan meningkat melihat dari masyarakat sendiri ada kebutuhan dan keinginan," ujarnya dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan & Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan Februari 2024 yang ditayangkan dalam kanal YouTube OJK, Senin (4/3/2024).

Friderica mengungkapkan, pinjaman online (pinjol) ilegal kemungkinan masih akan menghantui menjelang Ramadhan.

Bahkan, angkanya diprediksi masih dapat meningkat dari bulan lalu dengan 1.400 laporan pinjol ilegal.

Baca juga: Marak Tiba-tiba Ditagih Pinjol padahal Tidak Utang, Apa Solusinya?


Modus penipuan rawan terjadi jelang Ramadhan 2024

Salah satu modus penipuan yang kerap terjadi menjelang Ramadhan adalah transfer dari pinjol ilegal meski masyarakat tidak pernah mengajukan pinjaman.

"Kemudian tiba-tiba masuk ke rekening, korban akan dipaksa untuk mengembalikan dana dengan disertai bunga yang cukup besar," ucap Friderica.

Modus penipuan tersebut juga beberapa kali dialami masyarakat, disertai ancaman akan menyebarkan data pribadi jika tak mau membayar.

Menurut Friderica, jika mengalami kejadian ini, korban perlu melapor ke bank terkait dan meminta agar jumlah dana yang masuk diblokir.

Selanjutnya, korban harus melaporkan ke Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) di alamat kontak157.ojk.go.id.

"Juga jangan dipakai, kalau tidak pernah pengajuan ya jangan dipakai," tutur Friderica.

Kontak penagih utang atau debt collector pun perlu diblokir, serta sedapat mungkin diabaikan agar tidak terus-menerus diganggu.

"Selain itu, laporkan ke Satgas Pasti (Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal) agar dapat ditindaklanjuti dengan cepat," ungkapnya.

Baca juga: OJK Terbitkan Daftar 233 Pinjol Ilegal per 13 Februari 2024, Berikut Rinciannya

Marak penawaran umrah murah

Ilustrasi umrah. Waspadai penawaran umrah murah dengan harga tak masuk akal menjelang Ramadhan 2024.prmustafa Ilustrasi umrah. Waspadai penawaran umrah murah dengan harga tak masuk akal menjelang Ramadhan 2024.

Menjelang Ramadhan, OJK turut meminta masyarakat untuk mewaspadai penawaran promo paket perjalanan wisata atau umrah dengan harga tidak masuk akal.

"Ini juga mesti hati-hati karena orang itu kan biasanya positive thinking ada tawaran umrah banyak sekali yang masuk ke kita," ujar Friderica.

Marak pula penipuan dengan modus pengiriman bingkisan atau parsel yang diinformasikan melalui WhatsApp (WA).

Modus tersebut memungkinkan pelaku mencuri data-data penting korban, seperti email dan informasi kartu kredit, hanya dari mengeklik tautan atau aplikasi yang dikirim.

"Kita lihat kemungkinan orang kirim informasi via WA untuk buka aplikasi yang ternyata kita lihat seperti modus penipuan sniffing," kata dia.

Baca juga: Penagihan Kredit Tak Boleh dengan Ancaman dan Harus Sebelum Pukul 8 Malam, OJK: Ada Sanksi bagi yang Melanggar

Cara melaporkan penipuan jelang Ramadhan

Sebelumnya, Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sarjito menegaskan, masyarakat yang mendapat tagihan pinjol padahal tidak pernah berutang dapat melapor ke OJK.

Laporan dapat dilakukan jika tagihan berasal dari pinjol berizin OJK maupun tidak berizin atau pinjol ilegal.

"Laporkan ke OJK di 157 atau WhatsApp 081157157157 dengan bukti lengkap," ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (8/2/2024).

Sarjito mengimbau masyarakat untuk tidak takut saat mendapat ancaman dari pelaku penagihan.

Terutama, jika benar-benar tidak mengajukan pinjaman dana dan telah menjaga semua identitas pribadi dengan baik.

"Jangan takut ditekan sekali lagi," kata dia.

Nantinya, menurut Sarjito, satgas dari OJK akan segera menindaklanjuti laporan yang telah masuk beserta buktinya.

"Dengan bukti-bukti yang valid tentu akan menjadi bahan satgas untuk di-follow up," ungkapnya.

Baca juga: OJK Buka Rekrutmen Calon Staf 1-6 Maret 2024, Ini Cara Daftarnya

Berikut kontak OJK untuk melaporkan teror pinjol:

Selanjutnya, laporkan nomor ponsel penagih pinjol ilegal ke platform aduan nomor milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di laman aduannomor.id.

Aduan disertai lampiran bukti pendukung berupa tangkapan layar SMS, rekaman percakapan, atau bukti pendukung lain yang berkaitan dengan tindakan penipuan.

Sertakan pula identitas pelapor dengan benar agar aduan dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah dan nomor pelaku dapat diblokir.

Jika penagih mengancam atau mengintimidasi, masyarakat dapat segera melaporkannya ke kepolisian terdekat.

Laporan ke kepolisian dapat diajukan secara online melalui:

Masyarakat juga dapat melaporkan modus penipuan promo umrah atau pengiriman parsel via WhatsApp kepada laman aduan Kemenkominfo serta penegak hukum untuk ditindaklanjuti.

Baca juga: Cara Memperbaiki Skor BI Checking atau SLIK OJK yang Terlanjur Buruk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Daftar Lengkap Link Pengumuman Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024, Cek di Sini!

Tren
Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Aturan Baru, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap Kecuali Kategori Ini

Tren
Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Sempat Tidur dengan Badan Penuh Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
11 Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Imbas Kecelakaan Bus di Subang

11 Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Imbas Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemerintah Wajibkan Semua Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Pemerintah Wajibkan Semua Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Tren
Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Tren
Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com