Maret 2024 akan menjadi bulan yang spesial bagi Umat Islam karena mereka akan menyambut datangnya bulan Ramadhan 1445 H.
Marufin menjelaskan, hilal yang menandai awal Ramadhan 1445 H akan terjadi pada 10 Maret 2024.
Hilal adalah bulan sabit termuda yang menjadi penentu bagi awal bulan kalender Ramadhan (bulan kesembilan) dalam kalender 1445 Hijriah.
"Di Indonesia diperhitungkan akan setinggi negatif 0,5 derajat hingga positif 0,5 derajat pada saat Matahari terbenam," jelas Marufin.
Marufin mengatakan, ada hal unik ketika penampakan hilal terjadi. Hilal diperkirakan sudah ada di atas cakrawala barat ketika Matahari terbenam di 23 provinsi di Indonesia.
Namun, hilal diperkirakan sudah terbenam lebih dulu saat Matahari terbenam di 15 provinsi lainnya.
Baca juga: 5 Mitos Kuno tentang Gerhana Matahari di Beberapa Budaya Dunia, Disebut sebagai Kemarahan Dewa
Asteroid 2024 DAI akan melewati Bumi dengan jarak yang dekat pada 11 Maret 2024.
Asteroid 2024 DAI yang ditemukan pada tahun 2024 ini, memiliki diameter 49 meter dan tergolong asteroid dekat-Bumi kelas Apollo sehingga memiliki orbit yang bisa bersinggungan dengan orbit Bumi.
Marufin menuturkan, asteroid tersebut akan melintas dekat Bumi dalam jarak 9 kali lipat jarak rata-rata Bumi-Bulan atau setara 3,6 juta kilometer.
Asteroid 2024 DAI tidak memiliki potensi untuk bertabrakan dengan Bumi, setidaknya hingga satu abad ke depan.
Baca juga: Ilmuwan Deteksi 3 Bulan Misterius yang Mengorbit Uranus dan Neptunus
Konjungsi lainnya yang akan terjadi pada Maret 2024 adalah konjungsi Bulan-Jupiter-Uranus.
Konjungsi tersebut akan terjadi pada 14 Maret 2024 sebagai peristiwa ketika Bulan dan planet lainnya seakan berkumpul dalam satu lokasi yang sama jika dilihat dari Bumi.
Planet tersebut akan tampak dalam satu garis lurus dan dapat dilihat dengan mata tanpa alat, namun akan lebih baik jika diabadikan dengan kamera, terutama memakai teknik astrofotografi.
Konjungsi terjadi ketika senja setelah terbenamnya Matahari. Jupiter dan Uranus berada di sisi kiri atau selatan Bulan sabit sejauh masing-masing 9º dan 4,5 derajat.
Di atas kertas kedua benda langit tersebut akan ada di atas cakrawala barat selama dua jam sejak terbenamnya Matahari.
Baca juga: Alasan Pluto Dikeluarkan dari Daftar Planet Tata Surya, Mengapa?
Marufin menjelaskan, Matahari akan berada tepat di atas Indonesia pada Maret 2024.
Fenomena tersebut menandakan Matahari tepat di atas kepala atau berkedudukan di titik zenith bagi satu titik di Indonesia sebagai konsekuensi dari gerak semu tahunan Matahari.
Gerak semu tahunan tersebut merupakan kombinasi antara peredaran Bumi mengelilingi Matahari dan kemiringan sumbu rotasi Bumi.
"Sehingga pada saat-saat tertentu untuk suatu titik di Indonesia, Matahari akan tepat berkedudukan di titik zenith (tinggi 90 derajat) dalam kulminasi atasnya di tengah siang bolong," jelas Marufin.