Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Fenomena Langit Maret 2024, Ada Hilal dan Asteroid Melintas Dekat Bumi

Kompas.com - 01/03/2024, 20:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa fenomena langit yang menarik diperkirkan terjadi sepanjang Maret 2024.

Astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo menyebutkan, beberapa fenomena langit yang terjadi pada Maret 2024 adalah konjungsi Bulan-Mars dan asteroid 2024 DAI yang melintas dengan Bumi.

Selain itu, fenomena langit pada bulan ini juga mencakup bulan sabit termuda (hilal) yang menandai awal Ramadhan 1445 H.

Baca juga: Potensi Beda, Ini Awal Ramadhan 1445 H Menurut NU dan Muhammadiyah

Simak daftar fenomena langit yang akan terjadi pada Maret 2024 berikut ini.

1. Konjungsi Jupiter-Uranus

Marufin menerangkan bahwa akan terjadi konjungsi Jupiter-Uranus pada Maret 2024.

Konjungsi Jupiter-Uranus adalah peristiwa segarisnya planet Jupiter dan planet Uranus dalam satu lokasi yang sama jika dilihat dari Bumi.

"Keduanya akan nampak dalam satu garis lurus. Jupiter mudah dilihat mata, sebaliknya Uranus membutuhkan alat bantu optik," jelas Marufin kepada Kompas.com, Jumat (1/3/2024).

"Sehingga peristiwa konjungsi Jupiter-Uranus hanya bisa diabadikan dengan kamera, terutama menggunakan teknik astrofotografi. Konjungsi terjadi di kala senja setelah terbenamnya Matahari," sambungnya.

Marufin menyampaikan, jarak sudut antara Jupiter dan Uranus semakin mengecil.

Jarak sudut kedua planet menjadi 9 derajat pada 1 Maret 2024, 6,5 derajat pada 15 Maret 2024, dan 3,5 derajat pada 31 Maret 2024.

"Kedua benda langit tersebut akan ada di atas cakrawala barat selama dua jam sejak terbenamnya Matahari," kata Marufin.

Baca juga: Hari Tanpa Bayangan 21 Februari 2024, Akankah Suhu Semakin Panas?

2. Konjungsi Bulan-Mars

Pada 8 Maret 2024, akan terjadi konjungsi Bulan-Mars yang merupakan fenomena ketika dua objek ini seakan berkumpul dalam satu lokasi yang sama jika dilihat dari Bumi.

"Keduanya akan nampak dalam satu garis lurus. Peristiwa ini bisa disaksikan dengan mata tanpa alat. Lebih baik bila diabadikan dengan kamera, terutama menggunakan teknik astrofotografi," imbuh Marufin.

Marufin menyampaikan, konjungsi terjadi ketika fajar menjelang terbitnya Matahari.

Mars berada di sisi kiri atau utara Bulan sabit tua sejauh 6 derajat. Marufin mengatakan, di atas kertas kedua benda langit tersebut akan ada di atas cakrawala timur selama dua jam sejak sebelum terbitnya Matahari.

Baca juga: Beredar Citra Pulau Jawa Tampak Merah pada Akhir Februari, Ada Potensi Cuaca Panas?

3. Konjungsi Bulan-Venus

Marufin mengatakan, akan terjadi juga konjungsi Bulan-Venus pada 9 Maret 2024.

Konjungsi Bulan-Venus adalah peristiwa ketika dua objek tersebut seakan berkumpul dalam satu lokasi yang sama jika dilihat dari Bumi dan dampak berada dalam satu garis lurus.

Konjungsi terjadi di kala fajar jelang terbitnya Matahari. Venus berada di sisi kiri atau utara Bulan sabit tua sejauh 4,5 derajat.

Di atas kertas kedua benda langit tersebut akan ada di atas cakrawala timur selama dua jam sejak sebelum terbitnya Matahari.

Baca juga: Februari Akan Berakhir, Kapan Indonesia Masuk Musim Kemarau?

4. Hilal

Maret 2024 akan menjadi bulan yang spesial bagi Umat Islam karena mereka akan menyambut datangnya bulan Ramadhan 1445 H.

Marufin menjelaskan, hilal yang menandai awal Ramadhan 1445 H akan terjadi pada 10 Maret 2024.

Hilal adalah bulan sabit termuda yang menjadi penentu bagi awal bulan kalender Ramadhan (bulan kesembilan) dalam kalender 1445 Hijriah.

"Di Indonesia diperhitungkan akan setinggi negatif 0,5 derajat hingga positif 0,5 derajat pada saat Matahari terbenam," jelas Marufin.

Marufin mengatakan, ada hal unik ketika penampakan hilal terjadi. Hilal diperkirakan sudah ada di atas cakrawala barat ketika Matahari terbenam di 23 provinsi di Indonesia.

Namun, hilal diperkirakan sudah terbenam lebih dulu saat Matahari terbenam di 15 provinsi lainnya.

Baca juga: 5 Mitos Kuno tentang Gerhana Matahari di Beberapa Budaya Dunia, Disebut sebagai Kemarahan Dewa

5. Asteroid 2024 DAI

Asteroid 2024 DAI akan melewati Bumi dengan jarak yang dekat pada 11 Maret 2024.

Asteroid 2024 DAI yang ditemukan pada tahun 2024 ini, memiliki diameter 49 meter dan tergolong asteroid dekat-Bumi kelas Apollo sehingga memiliki orbit yang bisa bersinggungan dengan orbit Bumi.

Marufin menuturkan, asteroid tersebut akan melintas dekat Bumi dalam jarak 9 kali lipat jarak rata-rata Bumi-Bulan atau setara 3,6 juta kilometer.

Asteroid 2024 DAI tidak memiliki potensi untuk bertabrakan dengan Bumi, setidaknya hingga satu abad ke depan.

Baca juga: Ilmuwan Deteksi 3 Bulan Misterius yang Mengorbit Uranus dan Neptunus

6. Konjungsi Bulan-Jupiter-Uranus

Konjungsi lainnya yang akan terjadi pada Maret 2024 adalah konjungsi Bulan-Jupiter-Uranus.

Konjungsi tersebut akan terjadi pada 14 Maret 2024 sebagai peristiwa ketika Bulan dan planet lainnya seakan berkumpul dalam satu lokasi yang sama jika dilihat dari Bumi.

Planet tersebut akan tampak dalam satu garis lurus dan dapat dilihat dengan mata tanpa alat, namun akan lebih baik jika diabadikan dengan kamera, terutama memakai teknik astrofotografi.

Konjungsi terjadi ketika senja setelah terbenamnya Matahari. Jupiter dan Uranus berada di sisi kiri atau selatan Bulan sabit sejauh masing-masing 9º dan 4,5 derajat.

Di atas kertas kedua benda langit tersebut akan ada di atas cakrawala barat selama dua jam sejak terbenamnya Matahari.

Baca juga: Alasan Pluto Dikeluarkan dari Daftar Planet Tata Surya, Mengapa?

7. Matahari tepat di atas Indonesia 2024

Marufin menjelaskan, Matahari akan berada tepat di atas Indonesia pada Maret 2024.

Fenomena tersebut menandakan Matahari tepat di atas kepala atau berkedudukan di titik zenith bagi satu titik di Indonesia sebagai konsekuensi dari gerak semu tahunan Matahari.

Gerak semu tahunan tersebut merupakan kombinasi antara peredaran Bumi mengelilingi Matahari dan kemiringan sumbu rotasi Bumi.

"Sehingga pada saat-saat tertentu untuk suatu titik di Indonesia, Matahari akan tepat berkedudukan di titik zenith (tinggi 90 derajat) dalam kulminasi atasnya di tengah siang bolong," jelas Marufin.

"Kejadian ini merupakan yang pertama untuk tahun 2024. Dengan luasan wilayah Indonesia yang membentang dari garis bujur 6 Lintang Utara (LU) hingga 11 Lintang Selatan (LS), maka Matahari di atas Indonesia akan terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang, yakni selama 45 hari," tambahnya.

Matahari di atas Indonesia akan dimulai pada 20 Februari 2024, saat deklinasi Matahari tepat berimpit dengan garis lintang 11 LU.

Pada saat itu, Matahari berada tepat di atas kota Menia, tepatnya di ibukota Kabupaten Sabu Raijua, kota paling selatan di Indonesia, di tengah hari.

Secara berturut-turut pada hari-hari berikutnya Matahari semu ke utara sedikit demi sedikit.

Sepanjang Maret 2024, secara berangsur-angsur Matahari akan ada di atas kota-kota pulau Jawa dan Irian serta bagian selatan pulau Sumatera, bagian selatan pulau Kalimantan dan bagian selatan pulau Sulawesi.

Pada 20 Maret 2024, Matahari akan tepat berada di atas garis khatulistiwa. Selanjutnya kedudukan Matahari kian bergeser ke utara sehingga pada 31 Maret 2024, Matahari akan berada di atas kota Langsa, Aceh.

Baca juga: Pluto Belum Pernah Selesai Memutari Matahari, Butuh 155 Tahun Lagi

9. Bulan purnama

Marufin menjelaskan akan terjadi Bulan purnama pada 25 Maret 2024. Fenomena ini terjadi ketika Bulan dalam fase mendekati atau tepat sama dengan 100 persen sebagai konsekuensi dari oposisi Bulan.

Oposisi Bulan terjadi ketika kedudukan Bulan berlawanan arah terhadap kedudukan Matahari dilihat dari Bumi sehingga Bulan akan terlihat sepanjang malam.

"Berdasarkan perhitungan, Bulan purnama akan terjadi pada Senin 25 Maret 2024 pukul 14.02 WIB," kata Marufin.

"Karena berlangsung pada siang hari maka tidak bisa disaksikan dari seluruh Indonesia," tambahnya.

Ia menjelaskan, dalam tataran teknis, malam Bulan purnama adalah malam ketika Matahari terbenam dalam waktu yang hampir bersamaan dengan terbitnya Bulan.

Sebaliknya terbitnya Matahari juga hampir bersamaan waktunya dengan terbenamnya Bulan. Di Indonesia, malam Bulan purnama akan terjadi pada 25 Maret 2024.

Baca juga: Fakta-fakta 5 Planet Kerdil di Tata Surya Termasuk Pluto

10. Asteroid 2024 DQ

Marufin mengatakan, asteroid 2024 DQ akan melintas dekat Bumi pada 30 Maret 2024.

Asteroid 2024 DQ yang ditemukan pada 2024 memiliki diameter 41 meter dan tergolong asteroid dekat-bumi kelas Aten sehingga memiliki orbit yang bisa bersinggungan dengan orbit Bumi.

Pada 30 Maret 2024, asteroid tersebut akan melewati Bumi dalam jarak 6,5 kali lipat jarak rata-rata Bumi-Bulan atau setara 2,5 juta kilometer.

"Asteroid ini tidak memiliki potensi untuk bertabrakan dengan Bumi, setidaknya hingga satu abad ke depan," pungkas Marufin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com