KOMPAS.com - Beberapa hari sebelum pemungutan suara, sejumlah warganet mengungkapkan temuan nomor induk kependudukan (NIK) ngawur dan janggal.
Temuan tersebut salah satunya dilaporkan oleh akun media sosial X (dulu Twitter) @wordfangs, Selasa (13/2/2024).
Pengunggah mengatakan, jika mengetikkan angka sebarang di situs pengecekan daftar pemilih tetap (DPT) online, cekdptonline.kpu.go.id, akan muncul nama pemilih.
Misalnya, memasukkan angka yang sama hingga enam belas kali sesuai jumlah digit NIK, seperti 222222222222, 3333333333333333, 4444444444444444, atau 5555555555555555, halaman akan menampilkan nama pemilih beserta alamatnya.
Meski berbeda nama, keempat NIK tersebut memiliki alamat tempat tinggal serta tempat pemungutan suara (TPS) yang sama.
Keempatnya sama-sama tercatat sebagai pemilih di Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dengan TPS nomor 34 di Jalan Manunggal RT 10.
Koordinator Divisi Data dan Informasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Betty Epsilon Idroos mengaku, kumpulan NIK yang terdaftar sebagai DPT tersebut merupakan salah input.
Betty melanjutkan, kondisi salah memasukkan data itu berdasarkan hasil penelusuran KPU.
Namun, dia memastikan, pemilih yang terdaftar dengan NIK angka kembar bukanlah pemilih aktif dalam Pemilu 2024.
"Saya langsung ngecek ke Kaltim (Kalimantan Timur) apa yang terjadi, ternyata mereka menginput salah dan sudah diperbaiki," kata Betty, dikutip dari Kompas TV, Kamis (15/2/2024).
Dia pun kembali menegaskan, NIK dengan angka kembar tersebut telah ditangani dengan baik oleh KPU.
Kendati demikian, menurutnya, pemilih dengan angka NIK kembar benar-benar ada, meski bukan pemilih aktif.
"Orangnya ada, NIK-nya juga ada. Bisa di-cross check di lapangan karena saya sudah dapatkan datanya secara lengkap," ucapnya.
Baca juga: KPU Buka Suara soal Sirekap yang Bermasalah
Sementara itu, berdasarkan penelusuran Kompas.com, NIK yang terdiri dari enam belas digit angka kembar sudah tak lagi tercantum dalam DPT online pada Rabu (14/2/2024) pagi.
Saat mengetikkan angka sebarang seperti 2222222222222222 atau 3333333333333333, halaman situs akan memunculkan informasi data belum terdaftar.
Keterangan serupa juga tertulis saat menuliskan angka berurutan seperti 1234567891011121 pada laman cekdptonline.kpu.go.id.
"Data anda belum terdaftar! Ayo gunakan hak pilihmu. Hubungi Kantor KPU Terdekat untuk memastikan data diri kamu di DPT," tulis situs.
Di sisi lain, hingga Kamis (15/2/2024) pukul 19.00 WIB, situs cekdptonline.kpu.go.id tidak dapat diakses masyarakat karena dalam masa perbaikan.
Sebelumnya, Betty menyebut, situs resmi KPU mengalami ratusan juta serangan siber pada hari pemungutan suara, 14 Februari 2024.
"Jadi bentuk serangan ke website KPU sudah terjadi dan ini luar biasa jumlahnya. Ada ratusan juta DDOS, itu menyerang," kata Betty, dilansir dari Kompas.com, Rabu.
"Saya tidak bilang puluhan, bukan satuan, tapi ratusan juta serangan ke website KPU. Luar biasa," lanjutnya.
Bukan satu situs, hampir semua laman yang dimiliki KPU diserang, utamanya laman resmi kpu.go.id.
Betty pun berujar, dalam kondisi itu, pihaknya langsung melakukan penanganan bersama satgas keamanan siber yang siaga.
"Alhamdulillah hari ini sekarang sudah mulai recovery untuk website kpu.go.id. Jadi mudah-mudahan semuanya masih under control untuk diperbaiki oleh KPU," pungkasnya.
Baca juga: Kata Komeng dan KPU soal Foto Nyeleneh di Surat Suara Pemilu 2024, Bagaimana Aturannya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.